Empat Lulusan Terbaik IPB Desember 2015 adalah Mahasiswa Bidikmisi

Empat Lulusan Terbaik IPB Desember 2015 adalah Mahasiswa Bidikmisi

wisudawan-bidikmisi-1
Prestasi

Institut Pertanian Bogor (IPB) kembali mempersembahkan 800 lulusan terbaik pada wisuda tahap III tahun akademik 2015/2016, Rabu (16/12) di Grha Widya Wisuda, Kampus IPB Dramaga, Bogor.  Diantara lulusan tersebut terdapat sembilan lulusan terbaik program sarjana dengan predikat cumlaude. Dari kesembilan lulusan terbaik, empat diantaranya adalah mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi.

 

Sembilan lulusan terbaik IPB program sarjana adalah Dina Fitriana dari Fakultas Pertanian, Irene Kosim dari Fakultas Kedokteran Hewan, Mely Shara Bangun dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Ahmad Kosim dari Fakultas Peternakan, Fauqo Nurul Fitria dari Fakultas Kehutanan, Norisa Adhi Tina dari Fakultas Teknologi Pertanian, Auliansa Muhammad dari Fakultas Matematika dan IPA, Deni Rahmawati dari Fakultas Ekonomi dan Manajemen dan Veronica Yulia dari Fakultas Ekologi Manusia.

 

Empat lulusan terbaik yang juga mahasiswa bidikmisi adalah Ahmad Kosim dari Fakultas Peternakan (IPK 3,81), Fauqo Nurul Fitria dari Fakultas Kehutanan (IPK 3,80), Norisa Adhi Tina dari Fakultas Teknologi Pertanian (IPK 3,88) dan Deni Rahmawati dari Fakultas Ekonomi dan Manajemen (IPK 3,79).

 

Fauqo, sapaan akrabnya Fauqo Nurul Fitria, Departemen Silvikultur Fakultas Kehutanan, berasal dari Kabupaten Malang yang berhasil menggapai cita-cita kuliah di perguruan tinggi pertanian terbesar di Asia Tenggara ini berkat program Bidikmisi. Bungsu dari tiga bersaudara ini merasa program Bidikmisi sangat berarti karena Bidikmisi adalah sumber dana utama untuk mencukupi kebutuhannya selama kuliah.

 

“Saya mengajukan beasiswa Bidikmisi karena setelah lulus SMA bapak membebaskan hidup saya selanjutnya. Namun saya ingin kuliah tapi bapak tidak menyanggupi membiayai karena bapak bekerja serabutan. Ini karena bapak sudah tidak muda lagi dan kami memang bukan dari keluarga yang mampu. Saat itu bahkan saya daftar ke IPB  tanpa ijin bapak terlebih dahulu,” ujarnya.

 

Dana yang diterima dari Bidikmisi mencakup biaya kuliah dan biaya hidup. Dana sebesar 600 ribu rupiah per bulan digunakan Fauqo untuk memenuhi biaya hidupnya selama kuliah.

 

“Sebenernya cukup tidak cukup. Saya merasa kadang pada suatu waktu uang tersebut dirasa kurang karena pada saat kuliah ada kegiatan praktik lapang atau fieldtrip yang membutuhkan dana lebih besar di luar rencana keuangan bulanan yang kita buat. Tapi tergantung mahasiswa yang memanage keuangannya. Saya sering menutupinya dengan mengurangi sekian persen pengeluaran sehari-hari. Dan jika tidak bisa, saya meminta bantuan keuangan terkadang dari saudara,” tutur gadis yang sudah tidak merasakan kasih sayang dari ibundanya sejak kelas 1 SD ini. Ibundanya meninggal karena sakit. Sejak itu, ayahnya lah yang mendidik dan merawat Fauqo dan kedua kakaknya.  

 

Fauqo berharap jika dilihat dari harga-harga komoditas yang naik, dana Bidikmisi perlu dinaikkan. Saya merasa kasihan jika ada adik tingkat yang kekurangan, tambahnya.

 

Kini, Fauqo siap menyongsong masa depan yang lebih cerah setelah lulus IPB dengan predikat lulusan terbaik dari fakultasnya. Ditemani kakak keduanya, Fauqo merayakan hari kelulusannya di Grha Widya Wisuda Kampus IPB Darmaga. Selamat Fauqo, semoga jalan menuju kesuksesan selalu terbentang untukmu. (zul)