PSSP IPB Gelar Seminar Isu-isu Terbaru di Bidang Konservasi Medis Satwa Primata Indonesia

PSSP IPB Gelar Seminar Isu-isu Terbaru di Bidang Konservasi Medis Satwa Primata Indonesia

pssp-ipb-gelar-seminar-isu-isu-terbaru-di-bidang-konservasi-medis-satwa-primata-indonesia-news
Berita

Pusat Studi Satwa Primata (PSSP) Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Institut Pertanian Bogor (IPB) menggelar Seminar Nasional “Isu-isu Terbaru di Bidang Konservasi Medis Satwa Primata Indonesia untuk Mendukung Kesejahteraan Manusia dan Hewan”, di Salak Tower Hotel, Bogor (29/11). Acara ini bekerjasama dengan Pusat Unggulan IPTEK Perguruan Tinggi Indonesia, Asosiasi Dokter Hewan Satwa Liar, Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI), dan USAID.

Kepala PSSP IPB, Dr. Joko Pamungkas mengatakan saat ini  merupakan momen tepat sesuai kapasitas untuk membahas hal-hal terkait media konservasi. “Banyak penyakit manusia berasal dari satwa primata. Banyak juga penyakit manusia yang bisa menular ke hewan. Sehingga bagaimana bisa memiliki peran strategis, memanfaatkannya dengan menggunakan aspek lestari,” ujarnya.

Peneliti  Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Dr. Siti Nuramaliati Priono menyampaikan satwa primata merupakan spesies kunci bagi konservasi karena memegang peranan penting bagi generasi hutan melalui buah-buahan dan biji bijian yang dimakan. Menyelamatkan primata berarti turut menyelamatkan mamalia, burung, reptil, amfibi, serangga, tumbuhan dan berbagai macam species lainnya yang hidup di ekosistem alami di Indonesia.

Lebih lanjut dikatakannya, perdagangan satwa liar dapat menyebabkan terjadinya mekanisme untuk transmisi penyakit pada tingkat yang tidak hanya menyebabkan wabah penyakit pada manusia tetapi mengancam populasi satwa liar dan kesehatan ekosistem. Beberapa spesies satwa liar yang diimpor untuk tujuan hobi/piaraan mungkin merupakan hospes dari suatu penyakit yang berbahaya untuk Indonesia sehingga dapat menjadi peluang masuknya penyakit eksotik yang berbahaya. Oleh karena itu untuk dapat mengimpor satwa liar harus mengikuti aturan atau prosedur yang berlaku.

Dalam mengantisipasinya, masyarakat perlu diberi informasi tentang risiko yang terkait dengan satwa liar. Selain itu, kerjasama antar profesi atau multidisiplin ilmu terus ditingkatkan untuk mengurangi risiko munculnya penyakit baru.

Kepala LPPM IPB, Dr. Prastowo, ketika membuka acara atas nama IPB menyampaikan apresiasi kepada seluruh peserta yang mengikuti seminar pada hari ini. “Mari kita sama-sama memikirkan cara-cara baru untuk mengatasi situasi krisis biologi melalui pendekatan interdisiplin,” tuturnya.(dh)