Penghargaan Duta Pengusaha Muda Kampus di Malaysia

Penghargaan Duta Pengusaha Muda Kampus di Malaysia

penghargaan-duta-pengusaha-muda-kampus-di-malaysia-news
Prestasi

Maulida Aulia Rezki, mahasiswa Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (FEM IPB) dinobatkan sebagai creativepreneur di bidang pangan di Malaysia. Penghargaan ini diberikan pada acara International Youth Entreprenurship Summit 2017  yang bekerja sama dengan Global Entrepreneur Community di Kuala Lumpur Convention Center Hall yang dilaksanakan pada 11-14 Desember silam. Selain penghargaan tersebut, Maulida juga terpilih menjadi Youngpreneur Ambassador Pengusaha Kampus. Maulida sebelumnya terpilih sebagai salah satu dari 50 delegasi pengusaha muda yang mewakili Indonesia. Dalam acara yang dihadiri 5.000 pengusaha muda di dunia, Maulida mempresentasikan dan memperkenalkan produk kepada seluruh pengusaha muda di dunia.

Penghargaan creativepreneur diberikan kepada Maulida atas inovasi produk pangan yang dibuat, yaitu Roti Cane berbahan dasar tepung ampas tahu. Biasanya roti cane terbuat dari tepung terigu, Maulida memanfaatkan ampas tahu yang merupakan limbah dari pembuatan tahu yang kemudian dijadikan tepung untuk menggantikan tepung terigu. Ampas tahu ini diperoleh dari desa penghasil tahu, pusat pembuatan tahu di Bogor yaitu desa Bojong Sempu Parung. Produsen tahu setempat  biasanya akan membuang limbah ampas tahu ini ke sungai yang dapat menimbulkan masalah lingkungan jika dilakukan terus-menerus. Hal itulah yang melatarbelakangi Maulida membuat inovasi pangan tersebut.

Wirausaha yang dilakukan secara tim, terdiri dari empat orang mahasiswa IPB ini telah dimulai sejak Oktober 2017. Dalam menjalankan wirausahanya, Maulida menerapkan prinsip tiga pilar untuk sebuah usaha. “Saya menerapkan prinsip tiga pilar, yaitu People, Profit dan PlanetPeople, saya mencoba membantu masyarakat setempat meningkatkan perekonomian. Profit, mendapatkan keuntungan dari penjualan dan Planet yaitu menyelamatkan planet dengan memanfaatkan limbah yang tidak dimanfaatkan menjadi bernilai,” jelas Maulida.

Selanjutnya Maulida berencana melakukan kerjasama dengan warga setempat untuk produksi roti cane tersebut. Saat ini, tersedia dua jenis produk yang telah diproduksi yaitu ready to eat dan ready to cook. “Kedepannya akan dikembangkan lagi, pada awalnya kami hanya menjual roti cane ready to eat, tapi baru dua minggu yang lalu kami mengeluarkan produk ready to cook. Saat ini masih dalam proses pengembangan dan memperkenalkan produk-produk ke konsumen,” ujar Maulida. “Ke depannya diharapkan produk ini dapat lebih dikenal lagi, produksinya bisa skala besar dan dapat memenuhi keinginan konsumen. Karena kita tidak hanya melihat dari sisi produksi saja, tapi juga harus melihat apa saja kebutuhan konsumen,” tambah Maulida.(IWZ/ris)