FEM IPB University Gelar Kuliah Umum Internasional Bahas Transformasi Digital dan Society 5.0

FEM IPB University Gelar Kuliah Umum Internasional Bahas Transformasi Digital dan Society 5.0

FEM IPB University Gelar Kuliah Umum Internasional Bahas Transformasi Digital dan Society 5.0
Berita

IPB University melalui Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM) menggelar International Guest Lecture bersama Associate Professor Dr Zaw Zaw Aung dari International University of Japan.

Kegiatan yang diadakan di Kampus IPB Dramaga ini membahas penerapan transformasi digital dalam pengembangan wilayah dan kesejahteraan masyarakat melalui pendekatan Society 5.0.

Dalam sambutannya, Dekan FEM IPB University, Dr Irfan Syauqi Beik mengatakan kegiatan ini merupakan wujud nyata komitmen FEM IPB University dalam mendukung transformasi pendidikan tinggi berbasis inovasi.

“Kita ingin agar mahasiswa tidak hanya menjadi pengamat, tetapi pelaku aktif dalam proses transformasi digital. Mahasiswa harus mampu mengembangkan ide, inovasi, dan kepemimpinan yang berakar dari kebutuhan masyarakat, khususnya di wilayah pedesaan,” ujarnya.

Dr Irfan melanjutkan bahwa proses transformasi digital menjadi elemen kunci dalam pembangunan wilayah dan peningkatan kesejahteraan masyarakat, terutama di daerah terpencil. 

“Kami berharap kuliah ini dapat membuka peluang pengembangan karier, khususnya dalam konteks transformasi digital dan pemanfaatannya di wilayah-wilayah terpencil,” ucapnya.

Sementara itu dalam kuliah umumnya, Director MBA Program, International University of Japan, Dr Zaw Zaw Aung memaparkan visi Society 5.0 yang diusung oleh Jepang. 

Konsep Society 5.0 ini mengusung masyarakat super cerdas yang diintegrasikan dengan cyber-physical system (CPS), kecerdasan buatan (AI), internet of things (IoT), big data, dan robotika. 

“Society 5.0 melampaui revolusi industri 4.0 karena menempatkan manusia sebagai pusat inovasi. Teknologi bukan hanya alat industri, melainkan juga penyelesaian terhadap tantangan masyarakat sekarang ini,” ujarnya.

Menurut dia, Indonesia dapat mengambil pelajaran dari pendekatan ini. Salah satunya adalah dengan memprioritaskan teknologi yang dimulai dari desa. 

“Teknologi yang dikembangkan dalam Society 5.0 memungkinkan masyarakat di wilayah terpencil untuk tetap terhubung, mengakses layanan kesehatan dan pendidikan, serta meningkatkan pendapatan melalui ekonomi digital,” ungkapnya. (dr)