Lapar Mata Saat Beli Santapan Buka? Pakar Ilmu Keluarga dan Konsumen IPB University Ingatkan Dampak Overbuying

Ramadan merupakan momen istimewa bagi umat Islam. Selama sebulan penuh, umat muslim diwajibkan menahan hawa nafsu dengan berpuasa. Namun, tak jarang masyarakat kesulitan mengendalikan hawa nafsu, seperti terjebak dalam perilaku konsumtif dan overbuying.
Terkait overbuying, Dr Megawati Simanjuntak, Pakar Ilmu Keluarga dan Konsumen IPB University menyampaikan, overbuying merupakan tindakan seseorang untuk membeli barang atau jasa secara berlebihan.
“Biasanya perilaku overbuying dilakukan tanpa mempertimbangkan kebutuhan yang seharusnya dan memang sering kali terjadi saat Ramadan. Tentu saja segala sesuatu yang berlebihan itu tidak baik, termasuk overbuying karena memang lebih banyak dampak negatifnya,” ujarnya.
Di bulan Ramadan, overbuying paling sering terjadi saat menjelang berbuka. Di meja makan, biasanya tersaji makanan berat seperti nasi dan lauk pauk, ditambah kolak dan gorengan, es buah, serta kurma sebagai menu takjil. “Tentu ini sudah berlebihan dan tidak baik untuk kesehatan dan pengeluaran,” ucapnya.
Dr Megawati mengurai, overbuying biasanya terjadi karena lapar mata ketika menjelang berbuka. “Overbuying bisa dipicu karena seharian berpuasa dan dalam kondisi lapar, jadi angan-angannya perlu beli makanan yang banyak, “ ujarnya.
Perilaku semacam ini, lanjut dia, juga kerap terjadi saat mendekati hari raya atau lebaran. “Saat menjelang Idulfitri, biasanya orang terpikir harus membeli baju baru, menyiapkan makanan yang memang menjadi ciri khas lebaran, seperti rendang, ketupat, opor ayam bahkan aneka kue,” ungkapnya.
Belum lagi, dengan media sosial hari ini, overbuying juga bisa dipicu karena tren atau fear of missing out (FOMO). “Ada yang viral, harus ikut beli. Ada tren sedikit, harus ikut coba. Itu juga jadi penyebab masyarakat overbuying.”
“Lebaran tahun lalu, misalnya, ada tren baju shimmer. Padahal, mungkin bajunya hanya bisa dipakai sekali saja, jadinya mubazir karena tidak akan digunakan lagi,” ucapnya lagi.
Dr Megawati juga memberikan tips agar masyarakat bisa terhindar dari overbuying. Hal paling utama, kata dia, adalah manajemen dan perencanaan keuangan, yakni dengan cara membuat daftar apa saja yang dibutuhkan.
“Jangan tergoda dan lapar mata ketika akan berbuka sehingga membeli semua makanan yang sebenarnya berlebihan. Perlu diingat bahwa fokus Ramadan ini adalah berlomba-lomba untuk kebaikan,” jelasnya.
Ia juga menyarankan agar mengurangi konsumsi berlebihan. Sebab, kata dia, hal itu bisa mengaburkan fokus beribadah. “Kurangi juga bermain media sosial dan scroll e-commerce karena media tersebut yang menyebabkan masyarakat menjadi FOMO, apalagi dengan maraknya live streaming jualan,” sebutnya.
“Jangan tergoda dengan kata-kata limited edition dan diskon besar-besaran karena itu hanya trik marketing. Belanja dan beli seperlunya saja,” tutup Dr Megawati.