Ini Perbedaan Generasi X, Y, dan Z di Dunia Kerja Menurut Dosen IPB University

Ini Perbedaan Generasi X, Y, dan Z di Dunia Kerja Menurut Dosen IPB University

Ini Perbedaan Generasi X, Y, dan Z di Dunia Kerja Menurut Dosen IPB University
Berita

Saat ini, dunia sudah memasuki abad yang semakin kompleks. Dalam dunia kerja, kompleksitas juga mulai dirasakan. Belum pernah terjadi dalam lingkungan kerja sepanjang sejarah, adanya rentang usia pekerja profesional yang begitu lebar seperti yang terjadi dewasa ini.

Terdapat enam generasi berbeda saat ini, yakni generasi pre-boomer (tahun lahir sebelum 1946), generasi baby boomer (1946-1960), gen X (1961-1980), generasi Milenial (1981-1995), gen Z (1995-2010), dan post gen Z (tahun lahir setelah 2010).

Dalam angkatan kerja, ada setidaknya empat generasi yang masih aktif saat ini, yakni baby boomers, gen X, gen Y, dan gen Z.

Menurut Lindawati Kartika, SE, MSi, dosen Departemen Manajemen IPB University, setiap generasi sudah pasti memiliki perspektif, gaya, dan harapan masing-masing dengan keunikan sendiri. Begitu pula dengan tantangan-tantangan komunikasi dan sistem nilai yang mereka anut.

“Sayangnya, seperti yang banyak terjadi saat ini, ketika keempatnya menyatu dalam satu komunitas, muncul friksi-friksi akibat perbedaan tersebut,” ungkapnya.

Lanjut Linda, adanya beberapa generasi usia di dalam dunia kerja membuat lingkungan kerja menjadi lebih kompleks karena individu dengan rentang usia yang lebar akan memiliki perbedaan cara berpikir, kebiasaan, sikap, tata nilai, dan gaya hidup yang berbeda.

Menurut dia, perbedaan antara satu generasi dengan generasi lainnya dipengaruhi oleh sejumlah faktor, termasuk aspek-aspek seperti:
1. Keadaan ekonomi
2. Kemajuan teknologi
3. Perubahan dalam pola mendidik dan mengasuh
4. Meningkatnya kebutuhan (jenjang pendidikan, kesehatan, income untuk rumah tangga)
5. Gaya hidup yang lebih cepat
6. Akses yang cepat terhadap media dan informasi
7. Meningkatnya harapan (untuk banyak hal)

“Dalam memotivasi kinerja, pemimpin perlu memahami perbedaan ekspektasi tiap generasi. Generasi X lebih menghargai kepemimpinan berbasis kompetensi dan hasil, gen Y menginginkan umpan balik serta ruang berkembang, sementara gen Z lebih nyaman dengan pemimpin yang berperan sebagai fasilitator dan kolaborator,” jelas Linda.

Sementara, Linda melanjutkan, dalam etos kerja, gen X dikenal sebagai generasi yang mementingkan keseimbangan kerja dan kehidupan pribadi. Adapun gen Y atau milenial cenderung lebih fleksibel dan tech-savvy (melek teknologi), dan gen Z membawa inovasi digital dan pendekatan baru dalam bekerja.

“Generasi X lebih nyaman dengan email dan komunikasi terstruktur, sementara milenial lebih suka interaksi melalui chat atau video conference. Generasi Z, yang tumbuh di era digital, lebih memilih komunikasi cepat berbasis media sosial. Menggunakan berbagai platform kolaborasi digital dapat menyatukan perbedaan gaya komunikasi ini,” jelasnya.

Linda memberikan saran bagi para mahasiswa atau lulusan baru (gen Z) agar dapat beradaptasi dengan baik di lingkungan kerja multigenerasi, yakni:
1. Continuous learning. Pelajari hard skills dan soft skills yang dibutuhkan.
2. Attitude is everything. Selain pengetahuan dan keterampilan, penting untuk selalu memiliki attitude yang profesional dalam dunia kerja lintas generasi.
3. Carilah mentor yang dapat memberikan pengetahuan, pengalaman, jejaring, dan pembelajaran yang diperlukan sebagai bekal ke dunia profesional.
4. Memahami diri sendiri dan selalu menjaga kesehatan fisik, emosional dan spiritual agar kondisi tetap prima dan bahagia dalam menjalankan aktivitas.
5. Support system. Penting untuk mendapatkan support system yang mendukung dalam mengelola tugas dan pengembangan diri.
6. Menggunakan teknologi digital, secara bebas dan memerlukan prinsip kehati-hatian dalam membentuk kesadaran sosial.
7. Manajemen waktu agar lebih produktif.

“Pada akhirnya, gen Z sebagai pendominasi angkatan kerja saat ini adalah juga sebagai pemegang kendali dalam mengelola perjalanan kariernya. Untuk itu, gen Z perlu bertanggung jawab pada dirinya sendiri untuk bertumbuh secara profesional dan personal,” tutup Linda. (Lp)