Presiden Rencanakan Tanggul Laut Raksasa 700 km, Pakar IPB University Ingatkan Dampak Lingkungan
![Prabowo Rencanakan Tanggul Laut Raksasa 700 km, Pakar IPB University Ingatkan Dampak Lingkungan](https://www.ipb.ac.id/wp-content/uploads/2025/02/Prabowo-Rencanakan-Tanggul-Laut-Raksasa-700-km-Pakar-IPB-University-Ingatkan-Dampak-Lingkungan-770x400.jpg)
Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) IPB University, Prof Yonvitner memberikan sejumlah catatan terkait rencana Presiden Prabowo terkait pembangunan tanggul laut raksasa (giant sea wall) sepanjang 700 kilometer.
Ia menyatakan bahwa tanggul laut diperlukan untuk tujuan pencegahan abrasi, harmonisasi ruang, serta perlindungan habitat dan permukiman.
“Hanya yang jadi catatan, pertama, tanggul tidak harus selalu berarti reklamasi. Kedua, perlu kajian yang tepat untuk model tanggul laut. Tidak selalu tanggul itu berbentuk pulau atau tembok, tapi bisa juga model green infrastructure,” ujar Prof Yonvitner.
“Kondisi laut yang ada potensi subsidence (penurunan permukaan tanah) dan sea level rise (kenaikan permukaan air laut) harus dihitung juga,” ucapnya lagi.
Sebagai Kepala Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan (PKSPL) IPB University, Prof Yonvitner menyampaikan, pembangunan tanggul raksasa tersebut akan memunculkan sejumlah dampak.
Beberapa di antaranya adalah disrupsi terhadap deposit karbon, gangguan akses, serta dampak negatif pada ekosistem dan daerah perikanan.
Rencananya, tanggul raksasa sepanjang 700 km itu membentang dari Banten hingga Jawa Timur. Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto juga meminta jajarannya untuk mengkaji pembangunan tanggul laut raksasa yang membentang dari Jakarta sampai Cirebon sebagai Program Strategis Nasional (PSN) Tahun 2025. (dr)