Peneliti IPB University Kembangkan Benih Komoditas Unggul untuk Tingkatkan Produksi Sumber Pangan

Peneliti IPB University yang satu ini berhasil mengembangkan sejumlah benih unggul tanaman sayuran di antaranya adalah bawang merah, wijen, okra, kedelai, mentimun, cabai, kacang panjang, bengkuang, kacang tanah, dan kapulaga.
Dia adalah Prof Eny Widajati, Guru Besar IPB University dari Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian. Selain itu, dalam penelitiannya ia juga mengembangkan benih unggul tanaman rasberi, sambiloto, dan rotan jernang.
“Penelitian benih unggul ini dilakukan dalam upaya peningkatan produksi sumber pangan. Kita perlu sumber benih yang berasal dari varietas unggul dan bermutu tinggi,” ucapnya dalam Konferensi Pers Pra Orasi yang diikuti oleh tiga guru besar IPB University, yaitu Prof Eny Widajati, Prof Asadatun Abdullah, dan Prof Chusnul Arif (20/2).
Prof Eny Widajati mengukuhkan gelar profesornya melalui risetnya tentang berbagai benih unggul di Indonesia. Judul orasi yang dibawakannya adalah “Landasan Fisiologi dalam Analisis Mutu Benih untuk Mendukung Ketersediaan Benih Varietas Unggul Bermutu”.
Menurutnya, benih unggul ini menjadi kunci utama yang sangat berpengaruh kepada peningkatan produksi tanaman. “Oleh karena itu, benih yang digunakan oleh petani ini harus memiliki mutu yang tinggi,” ucapnya.
Selain itu, ia menambahkan bahwa benih bermutu memiliki beberapa kriteria, yaitu mutu genetik, fisik, fisiologi, dan kesehatan. Lebih lanjut ia mengurai, benih genetik digambarkan oleh kemurnian benihnya. Kemudian mutu fisiologi terkait kemampuan tumbuh di lapang dengan baik dan berproduksi dengan kualitas prima.
“Sementara mutu fisik itu lebih digambarkan oleh kebersihan. Kita berusaha untuk menggali informasi selengkap mungkin dan komprehensif tentang karakter benih,” paparnya.
Dalam penelitian benih rasberi dan sambiloto, ia merekomendasikan pengujian daya berkecambah dengan menggunakan metode pleated paper. Sementara untuk benih rotan jernang, penggunaan media pasir dapat mempercepat perkecambahan. Langkahnya dengan membuang operculum, sehingga hanya membutuhkan waktu pengujian 70 hari setelah tanam.
Pada benih bawang merah, wijen, okra, kedelai, mentimun, cabai, kacang panjang, bengkuang, kacang tanah dan kapulaga, Prof Eny memakai hasil uji viabilitas benih dengan menggunakan senyawa trifenil tetrazolium klorida.
Hasil menunjukkan bahwa uji tetrazolium dapat digunakan untuk menduga viabilitas atau potensi benih dan dapat juga dikembangkan sebagai uji ketahanan atau uji vigor. Ia juga menyampaikan perlunya penggunaan perangkat sensor dan citra digital untuk dikaji dalam mendapatkan metode pengujian mutu benih yang cepat dan akurat. (dh)