Pakar IPB University Tawarkan Pendekatan Nexus untuk Masa Depan Pertanian Berkelanjutan
![Pakar IPB University Tawarkan Pendekatan Nexus untuk Masa Depan Pertanian Berkelanjutan](https://www.ipb.ac.id/wp-content/uploads/2025/02/Pakar-IPB-University-Tawarkan-Pendekatan-Nexus-untuk-Masa-Depan-Pertanian-Berkelanjutan-770x400.jpg)
Sektor pertanian menghadapi tantangan global yang semakin kompleks. Perubahan iklim, degradasi sumber daya alam, dan peningkatan kebutuhan pangan akibat pertumbuhan populasi menjadi isu utama yang perlu diatasi.
Untuk menjawab tantangan ini, transformasi holistik dan inovatif menuju pertanian berbudaya industri menjadi suatu keharusan. Hal ini dapat dicapai melalui integrasi teknologi, manajemen modern, dan prinsip keberlanjutan.
Pada Pra Orasi Ilmiah Guru Besar IPB University (6/2), Prof Setyo Pratiwi, Guru Besar Fakultas Teknologi Pertanian mengatakan, salah satu tantangan utama untuk transformasi adalah keterputusan antara inovasi hasil penelitian dan penerapannya di lapangan. Pada akhirnya, teknologi baru sering tidak dimanfaatkan secara optimal oleh petani.
“Kesenjangan antara perekayasa teknologi dan masyarakat pengguna membuat banyak hasil penelitian kurang relevan dengan kebutuhan nyata di lapangan. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan sistematis yang menghubungkan penelitian, adopsi teknologi, model bisnis berkelanjutan, dan kesejahteraan petani,” ungkapnya.
Ia menawarkan pendekatan berbasis nexus yang menjadi solusi integratif. Pendekatan ini menghubungkan elemen-elemen seperti penelitian, teknologi, dan kesejahteraan masyarakat dalam satu kerangka kerja.
“Dalam konteks ini, teknik pertanian (agricultural engineering), teknik sistem (system engineering), dan informatika pertanian (agricultural informatics) memainkan peran sentral dalam menciptakan solusi inovatif yang tidak hanya meningkatkan produktivitas tetapi juga mendukung keberlanjutan,” ujar Prof Setyo Pratiwi.
Lanjutnya, pemikiran tersebut mengadopsi Nexus Air-Energi-Pangan yang diperkenalkan oleh World Economic Forum pada 2011, tetapi lebih menekankan keterkaitan antara penelitian fundamental, pengembangan solusi praktis yang berbasis skala usaha, penerapan model bisnis berkelanjutan, dan kesejahteraan petani.
“Sinergi antara teknik sistem, informatika pertanian, dan kerangka kerja nexus pengembangan pertanian berkelanjutan menjadi pendekatan strategis untuk mengatasi tantangan keterputusan antara inovasi teknologi dengan penerapannya di lapangan untuk pertanian berkelanjutan,” ungkapnya.
Prof Setyo memaparkan, dalam nexus ditekankan adanya satu elemen, yaitu pengembangan solusi berbasis skala usaha. “Ini berkaitan dengan pengembangan solusi yang sesuai untuk petani kecil, petani menengah, petani besar, bahkan untuk corporate. Kemampuan terhadap penerapan teknologi tentu berbeda-beda. Dengan pendekatan sistem, analisis kebutuhan dapat dilakukan secara sistematis,” ujarnya. (Lp)