Mengenal Hutan Pendidikan Gunung Walat (HPGW) yang Sering Dijadikan Tempat Praktikum Mahasiswa IPB University

Mengenal Hutan Pendidikan Gunung Walat (HPGW) yang Sering Dijadikan Tempat Praktikum Mahasiswa IPB University

Hutan Pendidikan Gunung Walat (HPGW) merupakan kawasan hutan milik negara yang pengelolaannya diserahkan kepada Fakultas Kehutanan dan Lingkungan (Fahutan) IPB University.
Berita / Student Insight

Hutan Pendidikan Gunung Walat (HPGW) merupakan kawasan hutan milik negara yang pengelolaannya diserahkan kepada Fakultas Kehutanan dan Lingkungan (Fahutan) IPB University. Hutan yang terletak di Sukabumi, Jawa Barat ini sering dijadikan sebagai tempat praktikum dan penelitian mahasiswa.

HPGW merupakan pusat pendidikan dan penelitian kehutanan yang menerapkan prinsip pengelolaan hutan berkelanjutan. Selain itu, HPGW juga memiliki potensi sebagai lokasi wisata alam dan pengembangan ekonomi masyarakat sekitar.

Menilik sejarahnya, awalnya HPGW hanya berupa lahan yang ditumbuhi ilalang dan alang-alang. Hutan yang memiliki luas 359 hektare ini mulai ditanami sejak tahun 1950-an. Sejak 1968, kawasan hutan Gunung Walat mulai dibina dan dikelola oleh Fahutan IPB University hingga sekarang.

Saat ini, HPGW sudah membentuk ekosistem hutan dengan struktur vegetasi mendekati hutan alam luas tutupan hutannya mencapai 95 persen. Kondisi saat ini telah mampu memunculkan fungsi hutan sebagai sistem penyangga kehidupan.

HPGW memiliki peran implementasi tridarma perguruan tinggi, yakni pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Sebagai tempat pendidikan, setiap tahunnya banyak mahasiswa yang melakukan kegiatan praktik lapangan di HPGW, baik mahasiswa dari IPB University maupun luar IPB University. Selain mahasiswa, anak-anak sekolah pun banyak yang belajar tentang pendidikan lingkungan hidup di HPGW.

“HPGW menyediakan tempat pendidikan dan penelitian dalam berbagai aspek kehutanan secara langsung di lapangan. HPGW juga dapat digunakan sebagai lokasi wisata alam serta pengembangan ekonomi masyarakat yang berada di sekitar HPGW seperti getah pinus dan kopal yang dapat dijual,” kata Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fahutan IPB University, Farid Hasyim Kusuma, (18/2).

HPGW juga sering menjadi tempat penelitian, baik yang dilakukan peneliti dari dalam maupun luar negeri. “Tersedia beberapa jenis tegakan yang dapat digunakan untuk topik penelitian. Contohnya, pinus, agathis, dan karet,” ujar Farid.

Selain mengimplementasikan fungsi tridarma perguruan tinggi, hadirnya HPGW juga sebagai penyeimbang kelestarian alam. Hal tersebut dibuktikan dengan munculnya beberapa titik sumber air di sekitar HPGW yang dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga dan pengairan lahan pertanian.

Dalam pengembangan jasa ekowisata, pengelola HPGW membidik para pengunjung yang sudah jenuh dengan rutinitas sehari-hari di kota dengan menawarkan kedekatan suasana hutan dan pedesaan, mengamati keanekaragaman flora-fauna dan program-program ekowisata lainnya.

“Pengunjung HPGW juga difasilitasi dengan camping ground, rumah kayu, dan gedung serba guna. Fasilitas penginapan menunjang kegiatan penelitian selama di HPGW,” tutur Farid. (MHT)