IPB University Kenalkan Generasi Baru Varietas Padi Tipe Baru

IPB University Kenalkan Generasi Baru Varietas Padi Tipe Baru

IPB University Kenalkan Generasi Baru Varietas Padi Tipe Baru (1)
Berita

Wakil Rektor IPB University bidang Riset, Inovasi dan Pengembangan Agromaritim, Prof Ernan Rustiadi, menyambangi petani padi di Kampung Warung Tiwu, Desa Peuteuycondong, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat.

Pada kesempatan tersebut, Prof Ernan yang didampingi Dr Ahmad Junaedi, Ketua Rumpun Periset Padi IPB University, bersama petani dari Kelompok Tani Sri Hegarmanah dan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Cinta Tani, memanen padi varietas IPB 14S. Sebelumnya, para petani juga sudah memanen varietas IPB 9G, IPB 12S, IPB 13S, dan IPB 15S.

“Varietas IPB 12S, 13S, 14S, dan 15S adalah generasi baru dari padi tipe baru yang sudah dilepas sebelumnya, yaitu varietas IPB 3S, IPB 4S, IPB 8G, dan IPB 9G. Padi hasil pemuliaan Prof Hajrial ini memiliki karakter unggul dalam hal mutu beras dan morfologi-fisiologi sebagai perbaikan dari karakter generasi sebelumnya,” terang Dr Junaedi.

Nana Sukatna, Ketua Gapoktan Cinta Tani yang juga pimpinan Sistem Resi Gudang (SRG) Koperasi Niaga Mukti mengungkap, dominasi varietas Ciherang, IR64, dan INPARI 32 yang sudah relatif jenuh di kalangan petani, memerlukan alternatif varietas unggul baru yang lain.

“Semoga di antara varietas generasi baru IPB ini akan ada yang bisa berkembang memenuhi harapan petani, industri pengolahan beras, konsumen beras dan para pemangku kepentingan lainnya sehingga dapat berkembang di kalangan petani padi,” harapnya.

Deni Kurnia, Ketua Kelompok Tani Sri Hegarmanah menyebut, “Pertumbuhan padi varietas IPB di lahan sawah yang saya tanam telah menarik perhatian petani lain. Banyak petani menanyakan, karena penampilan varietas IPB ini berbeda dari yang biasanya ditanam petani di sini.

“Ketahanannya pada penyakit blast dan rangkaian malainya yang lebat dengan bulir gabah yang besar juga terlihat di lapangan,” ucap Deni yang juga pemilik usaha penggilingan yang sudah malang melintang di penanaman padi dan bisnis perberasan.

Lalu, ia menambahkan, “Hasil panennya juga di atas rata-rata di sini. Setelah digiling, ternyata mutu berasnya sangat bagus, dan rasanya sangat pulen. Saya dan petani lainnya saat berminat mengembangkan untuk penanaman selanjutnya,” komentarnya.

Prof Ernan juga mengunjungi fasilitas SRG yang dikelola Koperasi Niaga Mukti di Kecamatan Warung Kondang. Menurut penuturan Nana Sukatna, SRG ini termasuk yang awal didirikan di Indonesia dan masih eksis hingga saat ini. “Kami bisa eksis karena memiliki produk yang khas, yaitu beras Pandan Wangi yang sudah mendapatkan perlindungan Indikasi Geografis,” terangnya

Kepada petani, Prof Ernan menyampaikan bahwa IPB University konsisten untuk mendukung petani memproduksi pangan, khususnya beras. Langkah itu tak lain untuk memenuhi harapan konsumen dalam hal kualitas sekaligus untuk menyejahterakan petani dengan peningkatan produktivitas dan efisiensi pembiayaan produksi.

“Ada potensi dan peluang sinergi antara unit usaha akademik/komersial IPB University dan gapoktan, poktan, dan koperasi pengelola SRG untuk mengembangkan padi-padi varietas unggul IPB University,” ujarnya.

Varietas tersebut, kata Prof Ernan, telah mendapat respons pasar dan konsumen yang baik untuk dikembangkan dalam ekosistem rantai pasok hulu hilir yang bisa memberikan kemanfaatan bagi para pihak. Ia berharap program-program aksi IPB University untuk mendampingi petani dan mengembangkan ekosistem bisnis bisa terus konsisten. (*/Rz)