Guru Besar IPB University: Teknik Presisi Irigasi Berbasis AI Mampu Tingkatkan Hasil Panen Padi

Guru Besar IPB University: Teknik Presisi Irigasi Berbasis AI Mampu Tingkatkan Hasil Panen Padi

Guru Besar IPB University Teknik Presisi Irigasi Berbasis AI Mampu Tingkatkan Hasil Panen Padi
Berita / Riset

Prof Chusnul Arif, Guru Besar Fakultas Teknologi Pertanian IPB University menjelaskan pengembangan berbagai teknik irigasi presisi yang lebih efisien dan tepat guna. Teknik ini berfokus pada optimalisasi penggunaan air irigasi berbasis kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI).

“Dalam pengembangan teknik irigasi presisi, tantangan utama adalah kompleksitas hubungan antara faktor air, tanaman, dan lingkungan,” buka Prof Chusnul saat Konferensi Pers Praorasi Ilmiah Guru Besar (20/2) secara daring.

Seiring dengan kemajuan teknologi, AI dengan berbagai keunggulannya menjadi komponen utama dalam mengintegrasikan berbagai parameter air, lingkungan, dan tanaman melalui pendekatan 3i, yaitu identifikasi, optimasi, dan kendali.

Lanjutnya, Model Artificial Neural Networks (ANN) telah terbukti efektif dalam tahap identifikasi dalam tahap identifikasi. Medel ini mampu menganalisa dan memprediksi berbagai permasalahan dalam sistem irigasi dan fertigasi.

“Di sisi lain, Genetic Algorithms (GA) merupakan bagian AI yang berfungsi sebagai metode optimasi yang memungkinkan pemilihan kombinasi terbaik sistem irigasi presisi guna meningkatkan produktivitas lahan, efisiensi penggunaan air, serta menjaga kelestarian lingkungan,” ungkapnya.

Semantara pada tahap kendali, ia menuturkan metode Fuzzy Logic (FL) merupakan metode yang tepat dan presisi dalam mempertahankan kondisi optimal dan adaptif terhadap kondisi lingkungan.

“Implementasi teknik irigasi presisi berbasis AI ini telah dilaksanakan khususnya di Nusa Tenggara Timur (NTT) tahun 2022 yang dikombinasikan dengan budi daya padi alternatif yang dikenal sebagai System of Rice Intensification (SRI),” paparnya.

Ia menambahkan, teknik ini mampu meningkatkan hasil panen padi dari 5.5 ton/ha menjadi 6.4 ton/ha di Kabupaten Kupang dan dari 9.94 ton/ha menjadi 10.72 ton/ha di Sumba Timur.

Tak hanya itu, Prof Chusnul juga mengembangkan teknologi Fertigator Otomatis Nirdaya (FONi) dan Pocket Fertigator. Dua hal ini merupakan dua teknik irigasi tepat guna yang dikembangan dengan berbagai keunggulan.

“Keunggulan tersebut di antaranya dapat bekerja otomatis tanpa daya listrik, hemat air dengan efisiensi mendekati 100 persen. Komponennya berasal dari material lokal dan mudah instalasinya. Desainnya pun dapat dimodifikasi dengan mudah sesuai ketersediaan lahan,” tuturnya.

Prof Chusnul berharap, dengan presisi yang akurat, penggunaan air dapat lebih efisien melalui pemanfaatan yang bijaksana dan tidak boros, sehingga lebih banyak masyarakat dapat merasakan manfaatnya. (Lp)