Dosen IPB University Tawarkan Inovasi Sosial Hutan Wakaf kepada Pimpinan Muhammadiyah se-Sumatera Barat

Dosen IPB University terus berkontribusi dalam pengembangan model ekonomi berbasis keberlanjutan. Dalam Workshop Pemanfaatan Hutan yang diselenggarakan oleh Majelis Lingkungan Hidup (MLH) Pimpinan Pusat Muhammadiyah di Padang, Dr Khalifah Muhammad Ali, dosen Departemen Ilmu Ekonomi Syariah, Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM), hadir sebagai pemateri pertama.
Dalam presentasi berjudul “Model dan Strategi Pemberdayaan Masyarakat Hutan: Kasus di Hutan Wakaf Bogor”, Dr Khalifah menyosialisasikan teori dan praktik pengelolaan hutan wakaf kepada Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) se-Sumatera Barat, serta berbagai pemangku kepentingan lainnya, termasuk Dinas Kehutanan, Dinas Lingkungan Hidup, akademisi, dan peneliti hutan wakaf.
Sebagai akademisi yang juga mengelola Hutan Wakaf Bogor, Dr Khalifah menekankan bahwa konsep hutan wakaf adalah inovasi sosial yang menggabungkan konservasi lingkungan dengan pemberdayaan ekonomi berbasis syariah.
Dalam pemaparannya, ia berbagi pengalaman langsung tentang bagaimana hutan wakaf dapat menjadi solusi yang berkelanjutan bagi masyarakat sekitar, sekaligus berfungsi sebagai model replikasi di berbagai daerah.
“Hutan Wakaf Bogor mungkin hanya contoh kecil, tetapi kami terus menyempurnakannya. Semoga pengalaman ini bisa menginspirasi Muhammadiyah Sumatera Barat untuk mereplikasi model serupa di daerahnya. Tidak ada yang terlalu kecil untuk membuat perubahan!” ujar Dr Khalifah dengan optimisme.
Peserta workshop yang terdiri dari pimpinan Muhammadiyah se-Sumatera Barat menyambut gagasan ini dengan antusias. Mereka yakin bahwa Muhammadiyah memiliki kapasitas untuk mengakselerasi replikasi hutan wakaf, khususnya di Sumatera Barat sebagai bagian dari gerakan ekologi Islam berbasis wakaf produktif.
Dalam sambutannya, Ketua MLH PP Muhammadiyah, M Azrul Tanjung, SE, MSi, menegaskan bahwa workshop ini bertujuan untuk merumuskan pengelolaan wakaf yang tidak hanya berdampak pada lingkungan, tetapi juga memiliki manfaat ekonomi bagi masyarakat.
Senada dengan itu, Buya Bachtiar, Pimpinan Muhammadiyah Sumatera Barat, menekankan bahwa pengelolaan wakaf harus diarahkan untuk kemaslahatan umat dalam aspek sosial, ekonomi, dan ekologi.
Dosen IPB University melalui workshop ini tidak hanya menyampaikan teori, tetapi juga membagikan pengalaman nyata dalam implementasi perhutanan sosial berbasis wakaf.
Diharapkan sinergi antara akademisi, organisasi masyarakat, dan pemerintah dapat terus diperkuat untuk menciptakan lebih banyak hutan wakaf sebagai solusi keberlanjutan lingkungan dan pemberdayaan ekonomi. (*/Rz)