Tak Cuma Cokelat dan Putih, Telur Ayam Juga Bisa Berwarna-warni, Pakar IPB University: Ini Penjelasannya
Jika warna telur ayam ras yang sering kita temui umumnya berwarna putih dan cokelat, ternyata ada pula telur ayam berwarna lain. Ayam kampung dan ayam lokal lainnya ada yang menghasilkan telur dengan warna krem, kehijauan, kebiruan, dan ada juga yang bercak-bercak.
Prof Ronny Rachman Noor, Pakar Genetika Ekologi IPB University menjelaskan, warna telur ayam sebagian besar ditentukan oleh jenis ayamnya. Hal ini berhubungan langsung dengan faktor genetik yang diturunkan. Artinya, jenis ayam tertentu akan menghasilkan warna telur dengan warna tertentu juga.
Sebagai contoh, ia menerangkan ayam Barnevelders dan ayam Rhode Island Reds menghasilkan telur berwarna cokelat. Adapun telur berwarna putih umumnya dihasilkan oleh ayam jenis Leghorns dan ayam Kapas.
“Ayam kampung pada umumnya menghasilkan warna telur putih dan ada juga yang telurnya berwarna agak krem,” jelas Prof Ronny.
Untuk lebih mengerti bagaimana warna telur tertentu dihasilkan oleh ayam, ada baiknya dipahami proses pembentukan telur. Mulai dari pembentukan kuning telur, dilepaskan kemudian ditambahkan dengan putih telur dan terakhir dibungkus oleh cangkang telur di dalam saluran reproduksi ayam.
Prof Ronny membeberkan, bahan dasar kulit telur ayam pada dasarnya sama, yaitu terbuat dari kalsium karbonat. Selanjutnya, di dalam saluran reproduksi ayam setelah terbentuk cangkang, telur ini akan dilapisi oleh berbagai bahan kimia. Pelapisan akhir bahan kimia yang terjadi di saluran reproduksi ayam yang dinamakan oviduct inilah yang akan membuat telur berwarna warni.
“Sebagai contoh, warna telur cokelat disebabkan oleh adanya pelapisan pigmen pada cangkang telur yang dinamakan protoporphyrin IX. Bahan kimia ini hampir serupa dengan hemoglobin dalam darah, namun ada perbedaannya,” urai Prof Ronny.
“Hemoglobin darah mengandung zat besi sehingga menyebabkan darah berwarna merah, sedangkan protoporphyrin IX tidak mengandung zat besi, sehingga warna yang dihasilkan adalah cokelat,” lanjut dia.
Sementara itu, telur ayam akan berwarna putih apabila dalam proses akhirnya telur tidak dilapisi oleh pigmen apapun di dalam saluran reproduksi ayam. Jadi, telur ayam berwarna putih ini hanya terbuat dari kalsium karbonat yang berwarna putih.
Adapun telur ayam yang berwarna kebiruan terjadi jika dalam tahap pembentukan, cangkangnya dilapisi pigmen oocyanin yang menyerap ke dalam cangkang telur.
“Jika kita perhatikan dengan seksama, kulit telur ayam yang berwarna kebiruan ini tidak hanya terjadi di lapisan kulit telurnya, tetapi pada keseluruhan kulit telurnya karena pigmen oocyanin diserap secara merata ke seluruh kulit telur,” ujar Prof Ronny.
Lalu, bagaimana dengan telur ayam berwarna kehijauan? Walaupun jarang ditemui, Prof Ronny mengatakan bahwa hal ini dapat terjadi jika kita menyilangkan jenis ayam yang menghasilkan warna telur cokelat dengan jenis ayam yang menghasilkan warna telur kebiruan.
“Dalam prosesnya, warna kehijauan ini muncul karena kulit telur yang berwarna kebiruan akibat penyerapan pigmen oocyanin selanjutnya dilapisi dengan lapisan protoporphyrin IX,” jelasnya.
Ada juga telur ayam yang berwarna pink. Prof Ronny menyebut, warna telur pink berasal dari kutikula yang secara alami akan menutupi pori-pori kulit telur. Warna pink ini biasanya akan luntur sebelum telur dijual di pasar akibat sentuhan, pencucian, dan lainnya.
“Mungkin di antara kita juga pernah memperhatikan ada telur ayam yang warnanya bercak-bercak, seperti lazim dijumpai pada telur burung puyuh. Ini terjadi akibat adanya proses pigmentasi telur,” ungkap Prof Ronny.
Di dalam saluran reproduksi ayam selama pembuatan telur, telur akan berputar dengan kecepatan tertentu sehingga proses pigmentasinya terjadi secara merata Namun, jika proses rotasi telur dalam saluran reproduksi ayam terjadi lebih lambat dari biasanya, maka telur yang dihasilkan adalah telur berwarna bercak-bercak karena pigmentasinya tidak terjadi secara merata.
“Jadi, jika suatu saat kita belanja telur dan menemui telur ayam yang berwarna-warni, maka kita paham mengapa hal itu dapat terjadi,” tutup Prof Ronny. (*/Rz)