Mahasiswa S2 Ilmu Manajemen IPB University Bahas Pengelolaan Ziswaf di ICONZ ke-8
Mahasiswa Program Studi Magister (S2) Ilmu Manajemen IPB University, Muhamad Rafi Anggara, turut berkontribusi dalam International Conference on Zakat (ICONZ) ke-8, yang berlangsung di Institut Teknologi Bandung (ITB), belum lama ini.
Konferensi ini mengusung tema “Zakat Contribution Towards The World Poverty Alleviation and Welfare” dan menghadirkan pembicara serta peserta dari berbagai negara.
Rafi Anggara, mempresentasikan artikel berjudul “Analysis of the Influence of e-WOM on the Selection of Ziswaf Institutions for the Sustainability of Muzaki Participation”. Penelitiannya membahas tantangan pengelolaan zakat di era digital serta strategi untuk meningkatkan partisipasi muzaki secara berkelanjutan.
“Potensi zakat di Indonesia sangat besar, tetapi realisasinya masih jauh dari optimal. Saya berharap penelitian ini dapat memberikan kontribusi terhadap pemahaman lebih mendalam mengenai bagaimana kepercayaan masyarakat dapat ditingkatkan untuk mendorong partisipasi muzaki,” ungkap Rafi.
Konferensi ini juga menghadirkan berbagai pembicara internasional. Chit Ko Ko Oo dari Resource Foundation of Myanmar mengupas pengelolaan zakat di negara dengan mayoritas nonmuslim. “Kami membahas bagaimana zakat dapat menjadi alat solidaritas di tengah masyarakat minoritas muslim,” jelasnya.
Sementara itu, Mohammad S Yacob dari Filipina berbagi pengalaman tentang bagaimana ia belajar dari pengelolaan zakat di Indonesia untuk diterapkan di negaranya. “Indonesia adalah panutan dalam sistem zakat yang transparan dan efektif,” ungkapnya.
Wisudanto C Suntoyo, ST, MBA, Head of Customer Google Indonesia, juga menjelaskan peran teknologi dalam pengelolaan zakat. “Digitalisasi membuka peluang besar untuk meningkatkan efisiensi dan transparansi zakat,” ujarnya.
Adapun Prof Abdul Ghofar Ismail dari Universiti Kebangsaan Malaysia berbicara tentang pentingnya pendidikan zakat dalam membangun kesadaran masyarakat.
ICONZ ke-8 berlangsung selama tiga hari dengan berbagai rangkaian kegiatan, mulai dari konferensi hingga seminar internasional. Acara ini menjadi ruang kolaborasi untuk bertukar gagasan dan mengembangkan strategi dalam mengatasi problematika sosial melalui zakat.
“Pada kegiatan ICONZ 8 ini, kita memiliki kesempatan besar untuk memperkuat kolaborasi global dalam pengelolaan zakat dan pemberdayaan masyarakat,” ujar salah satu penyelenggara.
Dengan melibatkan akademisi, praktisi, dan peneliti dari berbagai negara, ICONZ 8 menjadi platform penting untuk berbagi ide, inovasi, dan strategi dalam mendukung kesejahteraan global. (*/Rz)