IPB University dan SNU Gelar ISAI 2025, Agendakan Pembangunan Pusat Pertanian dan Biosains

IPB University dan SNU Gelar ISAI 2025, Agendakan Pembangunan Pusat Pertanian dan Biosains

IPB University dan SNU Gelar ISAI 2025, Agendakan Pembangunan Pusat Pertanian dan Biosains
Berita

IPB University bekerja sama dengan International Cooperation Agency and IPB-SNU Center for Agriculture and Bioscience (KOICA-ICAB) menyelenggarakan International Symposium on Innovative Approaches to Livestock Industry (ISAI) 2025.

Acara ini bertujuan sebagai platform untuk diskusi dan perencanaan strategis, untuk mendorong inovasi tentang pendekatan inovatif untuk industri peternakan. Kegiatan dilaksanakan di IPB International Convention Center (IICC), Bogor beberapa waktu lalu.

Dalam sambutannya, Prof Byung-Chul Park dari Graduate School of International (GSIAT) Seoul National University (SNU) menyampaikan bahwa acara ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan kinerja penelitian dan pengembangan (litbang) dengan membangun Pusat Pertanian dan Biosains di IPB serta memberikan program pelatihan kepada ilmuwan dan peneliti di Indonesia.

“’Simposium ini menampilkan presentasi dari para pembicara yang akan berbagi pengetahuan dan keahlian berharga mereka di bidang pertanian dan biosains. Semoga para peserta dapat memperoleh wawasan dan pengetahuan yang bermakna dari simposium ini,” jelasnya.

Prof Deni Noviana, Wakil Rektor IPB University bidang Pendidikan dan Kemahasiswaan dalam sambutannya mengatakan, simposium ini menjadi momentum untuk memperkuat kolaborasi sekaligus membuka jalan bagi inisiatif penelitian yang berdampak.

“Semoga dari hasil diskusi ini tercapai poin-poin penting dalam pembangun pusat pertanian dan biosains serta (kolaborasi ini) bisa menyediakan program pelatihan bagi para ilmuwan dan peneliti di Indonesia,” ucapnya.

Prof Kyoung Hoon Kim selaku pembicara dari Seoul National University menyatakan, diskusi ini dapat membantu mengatasi tantangan mendesak sekaligus membuka peluang di sektor peternakan. Ia menekankan pentingnya bertukar ide, terlibat dalam dialog yang bermakna, serta mengeksplorasi solusi transformatif untuk mendukung praktik pembangunan berkelanjutan.

Guru Besar Fakultas Peternakan IPB University, Prof. Epi Taufik, menyoroti program Makan Bergizi Gratis (MBG). Ia menyebut bahwa pada periode Januari–April, pemerintah telah menyediakan 3 juta paket MBG untuk hampir 6 juta anak penerima manfaat. Pada tahun 2025, target penerima manfaat program ini ditetapkan mencapai 15 hingga 17 juta anak. (AS)