Gawai dan Anak: Tantangan Orang Tua di Era Digital

Gawai dan Anak: Tantangan Orang Tua di Era Digital

Artikel

Teknologi berkembang dengan pesat, dan gawai telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Tidak hanya orang dewasa, kini anak-anak prasekolah pun akrab dengan berbagai perangkat digital seperti ponsel pintar dan tablet. Meskipun penggunaan gawai dapat memberikan manfaat edukasi, penggunaan tanpa batas dan tanpa pengawasan yang tepat dapat menimbulkan risiko kecanduan serta gangguan perkembangan sosial-emosional pada anak.

Peran Gawai dalam Kehidupan Anak

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Anggi Rizky A.S. dan Melly Latifah (2019), penggunaan gawai di kalangan anak-anak prasekolah semakin meningkat seiring dengan perkembangan teknologi. Anak-anak menggunakan gawai untuk berbagai aktivitas, mulai dari menonton video, bermain game, hingga belajar melalui aplikasi edukasi. Penelitian tersebut menemukan bahwa sebagian besar anak prasekolah menggunakan gawai selama lebih dari satu jam setiap hari.

Di sisi positif, gawai dapat menjadi sarana edukasi yang efektif jika digunakan dengan tepat. Aplikasi dan konten digital yang dirancang untuk anak dapat membantu meningkatkan kemampuan kognitif dan motorik mereka. Namun, penggunaan gawai yang berlebihan tanpa pengawasan orang tua justru dapat menimbulkan dampak negatif, seperti ketergantungan pada gawai dan berkurangnya interaksi sosial dengan lingkungan sekitar.

Risiko Kecanduan Gawai pada Anak

Kecanduan gawai pada anak merupakan masalah serius yang perlu mendapat perhatian khusus. Penelitian yang dilakukan oleh Hanifia Zahra Sakina dan Melly Latifah (2019) menunjukkan bahwa kelekatan antara ibu dan anak serta kontrol orang tua terhadap penggunaan gawai memiliki peran penting dalam mengurangi tingkat kecanduan gawai pada anak prasekolah. Penelitian tersebut mengungkapkan bahwa semakin tinggi kualitas kelekatan ibu-anak, semakin rendah risiko kecanduan gawai pada anak.

Anak-anak yang kecanduan gawai cenderung menunjukkan perilaku seperti sulit melepaskan diri dari gawai, mudah marah saat penggunaan gawai dibatasi, dan mengabaikan aktivitas lain yang lebih bermanfaat. Hal ini sejalan dengan temuan Mira Rahmawati dan Melly Latifah (2020) yang menyebutkan bahwa kecanduan gawai dapat menghambat perkembangan sosial-emosional anak. Anak-anak yang terlalu sering menggunakan gawai cenderung memiliki kemampuan interaksi sosial yang lebih rendah dibandingkan dengan anak-anak yang penggunaan gawainya dibatasi.

Peran Orang Tua dalam Mengatasi Tantangan Digital

Peran orang tua sangat penting dalam mengatasi tantangan penggunaan gawai oleh anak. Gaya pengasuhan berbasis penerimaan (acceptance) terbukti efektif dalam mengurangi risiko kecanduan media sosial dan gawai pada anak remaja. Hasil penelitian Himmatul Aliyah dan Melly Latifah (2019) menunjukkan bahwa gaya pengasuhan yang penuh kasih sayang dan dukungan emosional dapat mengurangi kecenderungan kecanduan media sosial pada remaja.

Dalam konteks anak-anak prasekolah, pendekatan serupa dapat diterapkan untuk mengurangi risiko kecanduan gawai. Orang tua perlu meningkatkan interaksi langsung dengan anak melalui aktivitas yang melibatkan komunikasi dua arah, seperti bermain bersama, membaca buku, dan berolahraga. Penelitian Hanifia Zahra Sakina dan Melly Latifah (2019) juga menggarisbawahi pentingnya kontrol orang tua terhadap penggunaan gawai, seperti membatasi durasi penggunaan dan mengawasi konten yang diakses oleh anak.

Selain itu, orang tua perlu memberikan penjelasan kepada anak mengenai aturan penggunaan gawai dan alasan di balik aturan tersebut. Dengan demikian, anak akan memahami pentingnya membatasi penggunaan gawai dan lebih mudah mematuhi aturan yang telah ditetapkan.

Dampak Positif Pengawasan Orang Tua

Pengawasan yang efektif oleh orang tua tidak hanya mampu mengurangi risiko kecanduan gawai, tetapi juga dapat meningkatkan kualitas perkembangan sosial-emosional anak. Studi yang dilakukan oleh Mira Rahmawati dan Melly Latifah (2019) menemukan bahwa anak-anak yang mendapatkan pengawasan ketat dari orang tua dalam penggunaan gawai cenderung memiliki kemampuan sosial-emosional yang lebih baik.

Anak-anak yang diajak berdiskusi mengenai konten yang mereka akses dan diajak untuk berpartisipasi dalam aktivitas keluarga menunjukkan peningkatan dalam hal kemampuan komunikasi, empati, dan pengendalian diri. Hal ini menunjukkan bahwa peran aktif orang tua dalam membimbing penggunaan gawai tidak hanya bermanfaat untuk mengurangi risiko kecanduan, tetapi juga untuk membangun karakter positif pada anak.

Rekomendasi untuk Orang Tua

Berdasarkan berbagai penelitian yang telah dilakukan, berikut beberapa rekomendasi praktis bagi orang tua dalam menghadapi tantangan penggunaan gawai oleh anak:

  1. Batasi durasi penggunaan gawai American Academy of Pediatrics merekomendasikan bahwa anak usia prasekolah sebaiknya tidak menggunakan gawai lebih dari satu jam per hari. Orang tua perlu menetapkan jadwal penggunaan gawai yang konsisten dan sesuai dengan usia anak.
  2. Pilih konten yang sesuai Pastikan anak hanya mengakses konten yang sesuai dengan usianya. Gunakan aplikasi dan platform yang memiliki fitur pengawasan orang tua (parental control).
  3. Libatkan anak dalam aktivitas non-digital Ajak anak untuk melakukan berbagai aktivitas yang melibatkan interaksi langsung, seperti bermain di luar ruangan, membuat kerajinan tangan, atau membaca buku bersama.
  4. Tingkatkan kualitas interaksi keluarga Luangkan waktu untuk berkomunikasi dengan anak tanpa gangguan gawai. Hal ini penting untuk membangun kedekatan emosional antara orang tua dan anak.
  5. Jadilah contoh yang baik Anak cenderung meniru perilaku orang tua. Oleh karena itu, orang tua perlu menunjukkan perilaku yang bijak dalam penggunaan gawai, seperti tidak terlalu sering menggunakan ponsel saat bersama anak.

Kesimpulan

Penggunaan gawai oleh anak-anak merupakan fenomena yang tidak dapat dihindari di era digital saat ini. Meskipun gawai dapat memberikan manfaat jika digunakan dengan bijak, penggunaannya yang berlebihan dan tanpa pengawasan dapat menimbulkan dampak negatif, seperti kecanduan dan gangguan perkembangan sosial-emosional.

Orang tua memiliki peran kunci dalam mengatasi tantangan ini. Dengan meningkatkan kualitas interaksi, membatasi durasi penggunaan, serta mengawasi konten yang diakses anak, risiko kecanduan gawai dapat diminimalkan. Selain itu, gaya pengasuhan yang penuh kasih sayang dan dukungan emosional terbukti efektif dalam membangun karakter positif pada anak.

Melalui langkah-langkah tersebut, diharapkan anak-anak dapat tumbuh dan berkembang dengan optimal di tengah arus digitalisasi yang semakin kuat. Orang tua perlu terus belajar dan beradaptasi agar mampu mendampingi anak menghadapi tantangan di era digital dengan bijak.

Oleh: Melly Latifah
Divisi Perkembangan Anak
Departeman IKK, FEMA, IPB

Referensi

  1. Aliyah, H. & Latifah, M. (2019). Parenting Style of Acceptance Reduces Adolescent Addiction of Social Media. Proceedings of the 2nd International Seminar on Family and Consumer Issues in Asia Pacific.
  2. Anggi Rizky, A. S. & Latifah, M. (2019). Gadget Usage of Children, Mother-Child Interaction, and Social-Emotion Development of Preschool Children. Proceedings of the 2nd International Seminar on Family and Consumer Issues in Asia Pacific.
  3. Rahmawati, M. & Latifah, M. (2019). The Effect of Mother-Child Interaction and Maternal Gadget Use on Child’s Gadget Addiction in Preschool Children. Proceedings of the 2nd International Seminar on Family and Consumer Issues in Asia Pacific.
  4. Rahmawati, M. & Latifah, M. (2020). Penggunaan Gawai, Interaksi Ibu-Anak, dan Perkembangan Sosial-Emosional Anak Prasekolah. Jurnal Ilmu Keluarga & Konsumen, 13(1), 75-86.
  5. Sakina, H. Z. & Latifah, M. (2019). The Influence of Mother-Child Attachment and Parental Control on Gadget Use of Children toward Gadget’s Addictive Level on Children. Proceedings of the 2nd International Seminar on Family and Consumer Issues in Asia Pacific.