Program Studi Magister ARL IPB University Paparkan Rekomendasi Pengelolaan Lanskap Mangrove di Muara Angke Jakarta
Mahasiswa Program Studi Magister Arsitektur Lanskap (ARL) IPB University menggelar ekspose hasil kajian Mata Kuliah Pengelolaan Lanskap Berkelanjutan (ARL1531).
Kajian ini dilakukan pada tiga lanskap mangrove di DKI Jakarta, yaitu Suaka Margasatwa Mangrove Angke (SMMA), Ekowisata Mangrove Angke (EMA), dan Taman Wisata Alam Angke Kapuk (TWAAK).
Ekspose dilaksanakan secara hybrid dengan mengusung tema “Integrated Sustainable Mangrove Landscape Management of Muara Angke Jakarta”.
Dr Afra DN Makalew, Wakil Dekan Fakultas Pertanian IPB University bidang Akademik, Kemahasiswaan, dan Alumni hadir secara daring, sementara Prof Hadi Susilo Arifin selaku koordinator mata kuliah dan Dr Kaswanto selaku dosen pengampu hadir secara luring.
Paparan ditujukan kepada pengelola ketiga lanskap mangrove sebagai rekomendasi pengelolaan lanskap yang berkelanjutan. Pengelola tersebut yakni Balai Konservasi Sumber Daya Alam Jakarta, Dinas Pertamanan dan Kehutanan Kota Jakarta, dan PT Murinda Karya Lestari (MKL).
Prof Hadi Susilo Arifin menyebut bahwa mata kuliah ARL1531 diisi oleh 10 mahasiswa reguler dan 10 mahasiswa sinergi. Ia berharap keduanya bisa saling mengisi.
“Kajian yang dibuat berdasarkan kunjungan pada tapak dan analisis ini memiliki tema integrated management. Itu artinya kajian ini dari beragam sudut pandang, multidisiplin, bahkan transdisciplinary,” jelasnya.
Produk akhir yang dibuat pun tidak berbentuk scientific report, melainkan konsep semi-populer yang diterapkan pada makalah, power point, poster, dan video yang melengkapi satu sama lain.
“Terima kasih kepada Dr Kaswanto yang sudah menemani mahasiswa sampai ke lapangan dan tentunya pada mahasiswa yang sudah berjuang dengan baik mempersiapkan acara ekspose ini,” tutur Prof Hadi.
Pemaparan produk akhir ekpose dimulai dari pemutaran video output dan pemaparan materi oleh Dewa Fahtiar. Video tersebut mencakup informasi eksisting ketiga lanskap mangrove dan rekomendasi pengembangan dalam sajian audio visual yang menarik.
Dalam video juga disajikan testimoni dan harapan terhadap lanskap mangrove dari ketiga pengelola dan dosen pengampu.
Materi yang disampaikan cukup komprehensif dari semua aspek terkait keberlanjutan, yaitu aspek ekologi, ekonomi, dan sosial. Mahasiswa memberikan rekomendasi wisata terintegrasi dan networking support untuk mewujudkan pengelolaan lanskap yang berkelanjutan.
Sekretaris Departemen ARL IPB University, Rossy Damayanti yang juga hadir secara luring menyampaikan bahwa paduan mahasiswa reguler dan mahasiswa sinergi saling berkolaborasi dalam menuangkan ide masing-masing.
Ia berharap program dan output yang dikemas dengan konsep semi-populer dapat diterima oleh kalangan umum dan menjadi jejak kontribusi mahasiswa dari hasil belajar. “Semoga ilmu yang diperoleh bisa bermanfaat dan menjadi berkah untuk kita semua,” ujarnya.
Pada kesempatan tersebut, Hendra Gunawan, pengelola TWAAK dari PT MKL merasa cukup terkesan dengan hasil akhir yang tidak hanya terkait dengan rekomendasi spasial saja, tetapi juga komprehensif pada semua aspek, khususnya pengembangan wisata.
“Kami seringkali merasa seorang diri, belum melihat adanya potensi dari luar yang sebetulnya bisa diajak berkolaborasi dan bersinergi, sehingga untuk rencana perpanjangan hak usaha di bidang sarana dan jasa wisata alam nantinya kami akan mencoba rekomendasi ini,” pungkasnya.
“Kolaborasi wisata antara SMMA, EMA, dan TWAAK saja belum pernah dilakukan, apalagi dengan objek wisata dan sektor lain, seharusnya ini bisa menjadi potensi untuk dikembangkan,” lanjut Hendra.
Terakhir, Dr Kaswanto menutup acara dengan beberapa catatan, yaitu pentingnya paket wisata untuk mendukung integrasi wisata dengan networking support, juga kolaborasi pentahelix yang seharusnya menjadi media penyebarluasan konsep ini agar rekomendasi yang dibuat tidak berhenti disini. (*/Nr)