DPMA IPB University Jajaki Kerja Sama Ekspor Komoditas Pertanian di Malaysia

DPMA IPB University Jajaki Kerja Sama Ekspor Komoditas Pertanian di Malaysia

DPMA IPB University Jajaki Kerja Sama Ekspor Komoditas Pertanian di Malaysia
Berita

Direktorat Pengembangan Masyarakat Agromaritim (DPMA) IPB University melaksanakan kunjungan strategis ke Ministry of Food Industry, Commodity, and Regional Development (M-FICORD) di Kuching, Malaysia.

Kunjungan ini merupakan langkah awal penjajakan kerja sama untuk memperluas pasar komoditas pertanian unggulan Indonesia di Malaysia. Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka mendukung program Desa Sejahtera Astra (DSA) 2024, yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa melalui optimalisasi sektor pertanian.

Delegasi IPB University dipimpin oleh Dr Mohammad Iqbal Irfany, Asisten Direktur Kewirausahaan Sosial, yang disambut langsung oleh Tuan Sayed Ismail Nasiruddin Bin Dato’ Sri Wan Hashim, Deputy Permanent Secretary and Head of Management Services Division di M-FICORD.

Diskusi dimulai dengan pengenalan IPB University sebagai salah satu perguruan tinggi terkemuka di Indonesia, khususnya dalam inovasi pertanian dan pengembangan masyarakat. Dr Iqbal memaparkan berbagai program unggulan IPB University, termasuk peran aktif dalam pembinaan desa berbasis kewirausahaan pertanian.

Dalam sesi diskusi, pihak M-FICORD menjelaskan potensi besar pasar komoditas pertanian di Malaysia. Mereka menyoroti permintaan tinggi terhadap produk segar berkualitas, seperti pisang kepok, ubi jalar, dan buah naga.

IPB University dan M-FICORD kemudian membahas peluang strategis untuk menjalin kerja sama dalam pengembangan dan ekspor komoditas ini, sekaligus merancang strategi pemasaran yang berkelanjutan.

Kerja sama ini sejalan dengan visi IPB University dan PT Astra International Tbk untuk memberdayakan petani di Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, sebagai wilayah yang memiliki potensi besar dalam produksi komoditas pertanian.

“Melalui program DSA, IPB University telah melakukan berbagai upaya, termasuk pelatihan teknis, pendampingan agribisnis, hingga penguatan rantai pasok. Penjajakan kerja sama ini diharapkan dapat memberikan nilai tambah bagi produk lokal sekaligus membuka akses pasar internasional bagi para petani,” ungkap Dr Iqbal.

Selain membahas potensi ekspor, kunjungan ini juga menjadi ajang pertukaran pengetahuan dan pengalaman antara kedua institusi. Kedua pihak sepakat untuk menjalin komunikasi lebih lanjut guna merealisasikan langkah-langkah konkret yang dapat mendukung tujuan bersama, yaitu meningkatkan kesejahteraan petani sekaligus memenuhi kebutuhan pasar Malaysia akan produk berkualitas.

Dr Iqbal menegaskan, langkah kolaboratif ini diharapkan tidak hanya mendukung pengembangan ekonomi desa di Sambas, tetapi juga menjadi model sinergi antara akademisi, sektor swasta, dan pemerintah dalam mendorong pembangunan berbasis pertanian yang berkelanjutan. “Dengan upaya bersama, potensi besar komoditas lokal Indonesia dapat dioptimalkan, membawa manfaat ekonomi dan sosial bagi masyarakat luas,” pungkasnya. (*/Rz)