DPMA IPB University dan PT Agrinesia Gelar FGD Mengupas Tantangan dan Prospek Pengembangan Talas Bareng Petani

DPMA IPB University dan PT Agrinesia Gelar FGD Mengupas Tantangan dan Prospek Pengembangan Talas Bareng Petani

DPMA IPB University dan PT Agrinesia Gelar FGD Mengupas Tantangan dan Prospek Pengembangan Talas Bareng Petani
Berita

Direktorat Pengembangan Masyarakat Agromaritim (DPMA) IPB University bersama PT Agrinesia Raya menggelar “Focus Group Discussion (FGD) Budi Daya Talas, Tantangan, dan Prospek Pengembangan Talas” di Agribusiness and Technology Park (ATP), Bogor (11/12).

Kegiatan ini bertujuan untuk mengidentifikasi tantangan, peluang, dan strategi pengembangan agribisnis talas agar berkelanjutan dan mampu meningkatkan kesejahteraan petani.

Acara ini dihadiri 35 peserta dari berbagai kelompok tani di wilayah Bogor, seperti Kelompok Tani (Poktan) Saluyu Desa Situgede, Poktan Tirta Maju Desa Situgede, Poktan Mekar Sari Desa Sukaharja, Poktan Mekar Sejahtera Desa Cipelang, Kelompok Tani Hutan (KTH) Bumi Pasir Pari Sejahtera Desa Cianten, Poktan Cibuntu Tengah Desa Cicadas, Poktan Areska Jaya Desa Gunung Malang, Poktan Kebun Kopi Mandiri Desa Cibanteng, dan Gapoktan Benteng Makmur Desa Benteng.

Nur Fajri Rahmawati, SP selaku Supervisor Kewirausahaan Sosial DPMA IPB University, dalam sambutannya menekankan pentingnya kolaborasi antara petani, akademisi, dan industri untuk membangun ekosistem agribisnis talas yang kompetitif.

Narasumber utama, Prof Edi Santosa, turut memaparkan materi mengenai teknik budi daya, potensi pasar, serta tantangan yang dihadapi dalam pengembangan talas di Bogor. Diskusi berlangsung interaktif, peserta berbagi pengalaman dan gagasan, terutama terkait permasalahan teknis budi daya, manajemen usaha tani, dan akses pasar.

Nanang Siswanto, Marketing Director PT Agrinesia Raya, menyampaikan optimismenya terhadap pengembangan agribisnis talas Bogor. PT Agrinesia Raya merupakan perusahaan yang dikenal dengan sejumlah produk oleh-oleh daerah, salah satunya Lapis Bogor Sangkuriang.

“Kami melihat potensi besar dari komoditas talas ini. Dengan pengelolaan yang tepat, talas dapat menjadi produk unggulan yang menembus pasar nasional bahkan internasional. Melalui Sangkuriang, kami berkomitmen mendukung petani untuk menciptakan produk berkualitas dan kompetitif,” ujarnya.

Sementara itu, Abidin, seorang petani talas dari Poktan Mekar Sari, mengungkapkan bahwa kegiatan ini memberikan banyak manfaat bagi petani. “Kami merasa terbantu dengan diskusi ini. Dukungan dari IPB University dan PT Agrinesia Raya membuat kami optimis untuk mengembangkan usaha tani talas,” katanya.

Hasil diskusi akan didokumentasikan sebagai rekomendasi strategis untuk pengembangan agribisnis talas. Melalui kolaborasi yang melibatkan petani, akademisi, dan industri, kegiatan ini diharapkan menjadi langkah konkret dalam mengatasi tantangan budi daya talas sekaligus memanfaatkan peluang pasar.

Dengan strategi yang tepat, talas Bogor diharapkan menjadi salah satu komoditas andalan yang mampu mendorong pertumbuhan ekonomi daerah secara berkelanjutan. (*/Rz)