Dosen IPB University Berdayakan Warga Kampung Manglad Olah Kotoran Sapi jadi Produk Bernilai Ekonomi
Tim pengabdian masyarakat dari IPB University berhasil memberdayakan warga Kampung Manglad, Desa Cibodas, Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor melalui berbagai program. Salah satunya melalui pengolahan kotoran sapi menjadi pupuk organik yang bernilai ekonomis.
Kegiatan pengabdian tersebut berlangsung sejak Juni hingga Desember 2024 dan berfokus pada peningkatan ekonomi dan kualitas hidup warga setempat. Tim pengolah limbah yang terlibat di Kampung Manglad terdiri dari dosen dan mahasiswa IPB University dengan dukungan pendanaan dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (saat ini Kemdiktisaintek).
Sebelum memulai praktik pengolahan limbah, dosen IPB University Dr Deden Saprudin mengatakan bahwa tim IPB University terlebih dahulu memberikan penyuluhan tentang pentingnya keselamatan kerja. Tim juga membagikan alat pelindung diri seperti sarung tangan, sepatu, dan masker kepada warga Kampung Manglad.
“Keselamatan kerja menjadi fokus utama dalam program ini, terutama dalam proses pembuatan pupuk organik yang berpotensi menimbulkan risiko,” kata Dr Deden.
Setelah itu, tim IPB University membimbing warga Kampung Manglad dalam pembuatan pupuk organik dari kotoran sapi. Metode yang digunakan adalah dekomposisi dengan bantuan konsorsium mikroba. Pupuk organik ini nantinya bisa dijual warga untuk meningkatkan penghasilan mereka.
Dosen Departemen Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) IPB University ini menerangkan, pembuatan pupuk organik dari kotoran sapi membutuhkan beberapa bahan, di antaranya 250 ml provibio untuk satu tong besar, air untuk setengah tong besar, 20 kg kotoran sapi, dolomit untuk menaikkan pH, dan sekam.
Selain pupuk organik, tim IPB University juga mengajarkan warga Kampung Manglad cara membuat biogas dari kotoran sapi. Biogas ini bisa dimanfaatkan untuk memasak, bahkan bisa membantu proses pengeringan pupuk organik saat musim hujan.
“Untuk mempercepat proses produksi pupuk organik, tim IPB University juga mengenalkan teknologi pengayakan. Dengan mesin pengayak, pupuk organik bisa lebih halus dan siap pakai, serta punya kualitas yang seragam. Proses produksi pupuk organik pun jadi lebih cepat, sehingga produktivitas meningkat,” ujarnya.
Dengan berbagai program yang telah dijalankan, Dr Deden berharap warga Kampung Manglad jadi lebih mandiri dan punya penghasilan tambahan. “Semoga kegiatan ini bisa terus berlanjut dan dikembangkan lagi biar kesejahteraan warga Kampung Manglad semakin meningkat,” katanya. (MHT/Rz)