Departemen MSP IPB University Gelar Sea Survival Training, Bekali Mahasiswa Keterampilan Keselamatan Kerja di Lingkungan Perairan
Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan (MSP), Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) IPB University kembali menggelar Sea Survival Training, belum lama ini. Pelatihan terbuka untuk seluruh mahasiswa, baik yang sudah bisa berenang maupun belum.
Kegiatan ini merupakan program rutin yang telah dilaksanakan sejak tahun 2012 dan merupakan bagian dari Pelatihan Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Lapangan (K3L).
Pelatihan ini ditujukan untuk membekali mahasiswa dengan pengetahuan dan keterampilan penting terkait keselamatan kerja ketika melakukan kegiatan di ekosistem akuatik, baik di perairan daratan (inland waters) maupun perairan laut.
Prof Hefni Effendi, Ketua Departemen MSP IPB University menyebut bahwa melalui pelatihan ini, peserta akan diajarkan berbagai keterampilan keselamatan yang sangat penting.
“Peserta dilatih tentang pemakaian life jacket yang benar, penggunaan rubber boat, teknik aman terjun ke dalam air dari ketinggian, serta bagaimana cara membentuk formasi yang aman di dalam air ketika menunggu tim penyelamat,” ujarnya.
Selain itu, lanjutnya, peserta juga diajarkan tentang pergerakan berkelompok di permukaan air serta cara memberikan sinyal kepada tim search and rescue (SAR) yang ada di helikopter atau pesawat yang melintas.
“Bagi yang memiliki ketakutan terhadap air, jangan khawatir. Ikuti pelatihan ini, maka kalian akan memperoleh banyak pengetahuan serta manfaat yang berharga,” ajaknya.
Prof Hefni menyebut bahwa pelatihan ini sangat penting, terutama bagi mereka yang akan berkarier di sektor industri minyak dan gas (migas) offshore. Dalam pekerjaan tersebut, sertifikat sea survival training menjadi syarat utama.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa sertifikasi lain, seperti T-Bosiet, Huet, dan Life Support juga menjadi keharusan bagi profesional di sektor tersebut. Oleh karena itu, keterampilan yang diperoleh dalam pelatihan ini sangat berguna untuk berbagai bidang lain, seperti pengelolaan sumber daya alam, konservasi, dan ekowisata lingkungan akuatik.
“Dengan keterampilan dasar sea survival ini, mahasiswa akan memiliki keunggulan dalam pengetahuan dan keterampilan yang akan sangat berguna di dunia kerja,” tuturnya.
Tidak cukup hanya teori, peserta pelatihan langsung mempraktikkan keterampilan sea survival di Aquatic Center, IPB University. Pada sesi ini, mahasiswa dilatih teknik menyelamatkan diri saat terjadi kecelakaan bekerja atau bepergian di laut (offshore).
Bekerja sama dengan Yayasan Rekam Nusantara, instruktur yang memimpin sesi pelatihan adalah Wahyu Mulyono, seorang alumnus Departemen MSP IPB University beserta rekannya, Anwar Suwandi.
Wahyu menekankan, penggunaan life jacket yang benar adalah hal yang sangat penting. “Dengan alat tersebut, siapa pun yang tercebur ke dalam air, baik itu air tawar maupun laut, akan mengapung. Yang perlu diperhatikan adalah untuk tetap tenang dan tidak panik,” ucapnya.
Menariknya, dalam pelatihan ini terdapat peserta yang awalnya tidak bisa berenang bahkan takut dengan air. Namun, dengan bimbingan dari instruktur yang berpengalaman, mereka berhasil mengatasi ketakutan tersebut dan mampu mengikuti seluruh sesi pelatihan dengan baik.
Dengan adanya pelatihan ini, mahasiswa Departemen MSP IPB University diharapkan siap untuk menghadapi tantangan di lapangan dengan bekal keterampilan keselamatan yang memadai. (*/Nr)