Kunjungi University of Wisconsin, Breeding Center Domba Premium IPB University Dalami Teknologi Omics
Pusat pembibitan (breeding center) domba premium IPB University melakukan studi ke Department of Animal Science, University of Wisconsin, Amerika Serikat (AS) untuk mendalami teknologi Omics (10/17).
Kunjungan tersebut dilakukan oleh Prof Asep Gunawan, inventor domba premium IPB University didampingi Prof Sri Suharti, Wakil Dekan Fapet IPB University bidang Sumberdaya, Kerjasama, dan Pengembangan.
Teknologi Omics merupakan pendekatan teknologi berbasis molekuler genetik, di antaranya genomik, transkriptomik, proteomik, dan metabolomik. Teknologi ini mampu menggali potensi genetik ternak untuk menghasilkan sifat-sifat ternak unggul secara lebih efisien dan presisi.
“Dengan teknologi ini, kami optimistis dapat menghasilkan domba premium yang tidak hanya unggul di tingkat nasional, tetapi juga kompetitif secara global,” ucapnya.
Menurutnya, langkah ini menjadi tonggak baru dalam pengembangan peternakan modern, membawa Indonesia menuju kemandirian dan kejayaan dalam industri peternakan.
Selama kunjungan, mereka berdiskusi langsung dengan pakar-pakar ternama, mempelajari teknologi Omics secara praktik, hingga mengunjungi laboratorium lapangan serta pusat riset pembibitan domba.
Diskusi mendalam dilakukan dengan para ahli di bidang teknologi Omics, di antaranya, Prof Hasan Khatib (ahli transkriptomik dan epigenetik), Prof Guilherme Rosa (ahli manajemen data pemuliaan), Prof Brian Kirkpatrick (ahli seleksi genomik), dan Prof Tom Crenshaw (ahli nutrigenomik).
Kemudian, Dr Francisco Penagaricano (ahli genetika kuantitatif), Dr Sofia Ortega (ahli fisiologi reproduksi dan gene editing), Dr Hilario Mantovani (ahli mikrobiologi ruminansia), dan Dr Mehmet Kizilasian (ahli bioinformatika).
“Kunjungan ini tidak hanya memperluas wawasan, tetapi juga memberikan pengalaman praktis dalam penerapan teknologi Omics pada pengelolaan pusat pembibitan dan produk daging ternak,” kata Prof Asep Gunawan.
Dalam kunjungan tersebut, tim IPB University juga mengunjungi “breeding station” domba di Arlington, Wisconsin. Pusat penelitian ini mengelola sebanyak 350 ekor domba dari berbagai jenis, seperti Hampshire, Targhee, Polypay, Rambouillet, dan silangan Baroola-Rambouillet.
“Di sini, teknologi Omics diterapkan untuk menghasilkan generasi baru domba Polypay dengan keunggulan produktivitas tinggi, seperti kelahiran anak kembar, pertumbuhan cepat, dan tingkat mortalitas rendah,” kata Prof Asep.
Guru Besar IPB University bidang Ilmu Pemuliaan dan Genetika Ternak Fakultas Peternakan (Fapet) itu menjelaskan, sistem pemeliharaan terpadu dilakukan untuk memastikan kualitas bibit dan produk daging. Mulai dari manajemen kelahiran, perawatan anak, hingga monitoring bobot sapih.
“University of Wisconsin juga memiliki pusat riset hilirisasi produk daging, memastikan hasil penelitian dapat dimanfaatkan untuk komersialisasi produk ternak berkualitas,” tuturnya.
Pengalaman dan pengetahuan yang diperoleh dari kunjungan ini, katanya, akan menjadi dasar penting bagi Fapet IPB University dalam mengadopsi teknologi Omics di pusat pembibitan domba premium.
“Langkah ini diharapkan mampu menghasilkan bibit unggul dan produk daging domba berkualitas tinggi dengan sistem manajemen yang efisien,” sebut Ketua Himpunan Ilmuwan Peternakan Indonesia (HILPI) itu.
Kunjungan itu, kata dia juga mereaktivasi kerja sama antara IPB University dan University of Wisconsin melalui program pertukaran staf, mobilitas mahasiswa, serta kolaborasi riset. Ia menandaskan, IPB University terus mengukuhkan posisinya sebagai pelopor inovasi di bidang peternakan yang berdaya saing global.
“Fapet IPB University berkomitmen menghadirkan terobosan baru dalam dunia peternakan melalui pengembangan pusat pembibitan domba premium bertaraf nasional dan global,” imbuhnya.
Salah satu langkah strategisnya adalah mengadopsi teknologi Omics, pendekatan berbasis molekuler yang memungkinkan seleksi bibit unggul dan peningkatan kualitas produk ternak secara lebih efisien dan presisi. (*/Rz)