Guru Besar IPB University Jadi Keynote Speaker Simposium Internasional di Kamboja, Bahas Karhutla Wilayah ASEAN
Prof Bambang Hero Saharjo, Guru Besar IPB University bidang Kebakaran Hutan dan Lingkungan, khususnya perlindungan hutan menyampaikan pandangannya mengenai kondisi terkini dari global climate change.
Ia memaparkan hal tersebut saat didapuk menjadi keynote speaker dalam acara Mekong-Korea Forest Fire Symposium (MKKF) 2024 yang mengusung tema “Policy and Regional Cooperation for Forest Fire Management in Southeast Asia” di Hotel Sokha Siem Reap Palace, Kamboja belum lama ini.
Dalam pemaparannya yang berjudul “Fires in Southeast Asian Countries”, Prof Bambang menyampaikan bahwa emisi dari hasil kebakaran hutan dan lahan (karhutla) dapat menjadi sumber global climate change.
Lebih lanjut, Guru Besar IPB University yang menjabat sebagai Executive Director Regional Fire Management Resource Center-Southeast Asia (RFMRC-SEA) tersebut juga mengulas bagaimana kondisi karhutla di wilayah ASEAN.
“Karhutla adalah masalah bersama. Untuk itu, diperlukan solusi yang dapat dilakukan oleh masing-masing negara maupun kolaborasi antar berbagai negara di ASEAN,” ujarnya.
Adapun solusi yang sudah diterapkan seperti kerja sama dengan beberapa universitas di Amerika Serikat yang didanai oleh National Aeronautics and Space Administration (NASA). Kemudian, berdirinya RFMRC-SEA yang difasilitasi oleh pemerintah Jerman dan didukung penuh oleh GFMC Max Planck Institute of Chemical, University of Freiburg, Jerman.
Tidak cukup sampai di situ, Prof Bambang menambahkan bahwa mulai tahun 2025 hingga 2030 mendatang akan dilaksanakan kegiatan pelatihan menggunakan Fire Simulator.
Fire Simulator merupakan sumbangan dari pemerintah Perancis berdasarkan kerja sama yang telah dilakukan sejak tahun 2021. Fire Simulator ini hanya dimiliki oleh IPB University sehingga perwakilan dari masing-masing negara ASEAN akan datang ke IPB University untuk mengikuti pelatihan tersebut.
Perlu diketahui bahwa kebakaran hutan di wilayah tropis akibat perubahan demografi dan penggunaan lahan telah menjadi perhatian serius baru-baru ini.
Berbagai upaya dan sumber daya telah diinvestasikan untuk memahami dan mengelola kebakaran hutan selama beberapa abad terakhir. Namun, tingkat keparahan dan durasi musim kebakaran diperkirakan akan terus meningkat secara global seiring dengan meningkatnya emisi gas rumah kaca dan pemanasan global.
MKKF menjadi salah satu tawaran solusi sebagai platform diskusi bagi seluruh negara ASEAN untuk menangani masalah pengelolaan kebakaran hutan. MKKF merupakan kegiatan proyek substansial yang diselenggarakan setiap tahun selama durasi implementasi proyek masih berlangsung.
MKKF 2024 diharapkan dapat memberikan output berupa sintesis kebijakan terkini tentang pencegahan dan pengelolaan kebakaran hutan di negara ASEAN dan Republik Korea. Diharapkan juga ada rekomendasi untuk pengembangan kebijakan dan strategi nasional yang efektif untuk pencegahan, pengendalian, dan pengelolaan kebakaran hutan.
Selain itu, adanya rekomendasi area fokus untuk memerangi kebakaran hutan di kawasan tertentu, serta adanya inisiasi aksi atau mekanisme kerja sama regional untuk membangun ketahanan terhadap kebakaran hutan di ASEAN.
Adapun acara perdana MKKF telah dilaksanakan di Bangkok, Thailand pada 2023 silam. Kegiatan berupa lokakarya memulai pelaksanaan proyek, sekaligus menjadi wadah konsultasi mengenai status pengelolaan kebakaran hutan di kawasan ASEAN. (*/Nr/Rz)