Sekolah Pranikah 2024 IPB University Bekali Remaja Perencanaan Pernikahan
Direktorat Pengembangan Masyarakat Agromaritim (DPMA) dan Pusat Pengembangan Sumberdaya Manusia (P2SDM) IPB University sukses menggelar kegiatan Sekolah Pranikah 2024 di Desa Sinarsari dan Desa Sukawening, Kecamatan Dramaga, Bogor.
Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka meningkatkan kesadaran tentang pentingnya perencanaan pernikahan dan mencegah pernikahan dini. Acara dihadiri oleh total 40 remaja yang sangat antusias mengikuti kegiatan tersebut.
Hadir sebagai narasumber yakni Dr Yulina Eva Riany SP MEd, dosen IPB University dari Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen, Fakultas Ekologi Manusia (Fema). Ia memaparkan materi ‘Mengapa Menikah Harus Direncanakan’ serta ‘Dampak Pernikahan Anak’.
Dr Yulina dalam penjelasannya menekankan pentingnya kesiapan emosional, fisik, dan ekonomi dalam memasuki pernikahan. “Berbagai dampak negatif dapat terjadi akibat pernikahan dini, baik terhadap kesejahteraan anak, kualitas pengasuhan, hingga peluang pendidikan dan pekerjaan,” tutur dia.
Pada pertemuan selanjutnya, Ir Mintarti MSi, peneliti dari P2SDM memaparkan materi ‘Komunikasi Keluarga’. Ia juga menyampaikan terkait ‘Keluarga Sejahtera dan Sehat’.
Ir Mintarti menegaskan pentingnya komunikasi keluarga sebagai kelompok terkecil dari masyarakat. Selanjutnya, ia menambahkan, ada 12 indikator keluarga sehat di Indonesia yang dimulai dari ketersediaan air bersih hingga pelaksanaan program keluarga berencana (KB).
Sekolah pranikah menjadi salah satu inisiatif penting untuk menurunkan angka pernikahan anak di Provinsi Jawa Barat yang masih melampaui target nasional yaitu mencapai 8,56 persen.
Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk kolaborasi antara akademisi, pemerintah, dan masyarakat dalam upaya pencegahan pernikahan dini.
Melalui kegiatan ini, DPMA dan P2SDM IPB University berharap dapat meningkatkan kesadaran remaja tentang pentingnya perencanaan masa depan yang baik dan dampak buruk pernikahan dini. Kegiatan ini juga diharapkan dapat menjadi model bagi desa-desa lain dalam mengedukasi remaja mengenai pentingnya kesiapan dalam pernikahan. (*/Nr)