Sebanyak 23 PTNBH Hadiri Forum Satuan Pengawas Internal ke-10 di IPB University

Sebanyak 23 PTNBH Hadiri Forum Satuan Pengawas Internal ke-10 di IPB University

Sebanyak 23 PTNBH Hadiri Forum Satuan Pengawas Internal ke-10 di IPB University
Berita

Sebanyak 23 perguruan tinggi negeri berbadan hukum (PTNBH) menghadiri Forum Satuan Pengawas Internal (SPI) ke-10. Acara diselenggarakan selama dua hari (14-15/10) di IPB International Convention Center (IICC), Bogor.

Acara Forum SPI ke-10 tahun 2024 bertema ‘Digitalisasi Pengendalian Internal untuk Mewujudkan Good University Governance’.

Dr Wawan Oktariza, Kepala Kantor Audit Internal IPB University mengatakan forum ini dihadiri oleh 97 perwakilan pengawas internal dari 23 PTNBH. Dengan penambahan anggota baru, yaitu Universitas Negeri Jakarta dan Universitas Sriwijaya.

“SPI memiliki peran yang sentral dalam menerapkan Good University Governance (GUG), yaitu memastikan semua tujuan dan program berjalan sesuai dengan perencanaan output dan outcome yang diharapkan. Ini juga memberikan keyakinan memadai bahwa proses bisnis universitas telah dikelola secara prudent dan akuntabel,” paparnya.

Sementara, Forum SPI PTNBH bertujuan untuk menjadi wadah saling berbagi agar ada upaya-upaya perbaikan Governance, Risk and Compliance (GRC) pada masing-masing PTNBH, Sehingga seluruh PTNBH secara kolaboratif dapat mewujudkan perbaikan GRC, serta mengantisipasi terjadinya risiko-risiko fatal terkait GRC.

Dr Wawan berharap forum ini menjadi sarana untuk membangun sinergi antar SPI seluruh PTNBH dalam mengelola pemeriksaan/audit yang dilaksanakan oleh auditor pemerintah, baik Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), maupun Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek).

Prof Memed Sueb, Ketua Umum Forum SPI PTNBH 2024 menyampaikan terima kasih kepada IPB University yang telah menjadi host mempertemukan 23 PTNBH melalui forum SPI ini. “Forum ini dapat menjadi ajang sharing tentang bagaimana mengendalikan risiko terutama kaitannya dengan digitalisasi yang terjadi di masing-masing PTNBH,” ungkapnya.

Ketika membuka acara, Rektor IPB University, Prof Arif Satria, mengatakan bahwa SPI sangat penting sebagai bagian dari upaya pencegahan terjadinya risiko dalam membangun good governance.

“SPI punya instrumen dalam menjaga proses good governance yang sesuai dengan koridor. Fungsi SPI merupakan tangan kanan sebuah proses aturan,” lanjutnya.

Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa institusi cenderung tidak menyukai temuan dalam konteks audit. Padahal, katanya, audit internal bisa menyikapi berbagai hal. “Apabila terjadi temuan, hal tersebut merupakan momentum untuk membenahi. Selain itu, melalui audit bisa membuat institusi bisa dipercaya,” ucapnya.

“Pengalaman IPB University, dengan modal trust, dapat memudahkan kerja sama dalam hal pendanaan internasional,” ucap Rektor.

Ia berujar, IPB University telah mulai membangun trust di level global sehingga menciptakan governance semakin baik dan trust semakin kuat. Hal tersebut berdampaknya pada banyaknya pendanaan internasional yang diterima IPB University.

Sementara itu, narasumber acara yaitu Charles Lim dari Swiss German University mengulas seputar kebocoran data. Ia mengatakan bahwa 85 persen penyebab utama kebocoran data karena faktor lemahnya manusia. Ia juga mengungkap, Indonesia merupakan negara dengan kebocoran data breach terbesar ke-7 di dunia.

Asisten Bidang Transformasi Digital, Lembaga Manajemen Informasi dan Transformasi Digital (LMITD) IPB University, Dean Apriana Ramadhan, SKom, MKom turut berbagi pengalaman lapangan dalam mengelola cyber security di IPB University. (dh/Rz)