Pupuk Cinta Lingkungan, Ekspedisi Himiteka IX Gelar Coastal Clean Up bersama Murid SD Pulau Buru

Pupuk Cinta Lingkungan, Ekspedisi Himiteka IX Gelar Coastal Clean Up bersama Murid SD Pulau Buru

Pupuk Cinta Lingkungan, Ekspedisi Himiteka IX Gelar Coastal Clean Up bersama Murid SD Pulau Buru
Student Insight

Ekspedisi Himpunan Mahasiswa Ilmu dan Teknologi Kelautan (Himiteka) IX menggelar coastal clean up bersama murid Sekolah Dasar (SD) Alhilaal Wamlana, Kabupaten Buru, Maluku pada Kamis (10/10). Aksi bersih pantai yang dilakukan mahasiswa IPB University ini mengikutsertakan 33 partisipan dan dilaksanakan di sepanjang Pantai Wamlana, Kecamatan Fena Leisela, Kabupaten Buru.

Sepanjang 150 meter area di Pantai Wamlana menjadi lokasi coastal clean up yang didasarkan pada metode Panduan Bersih Pantai Scientific Ranger, kolaborasi antara Divers Clean Action (DCA) dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Sampah-sampah yang didapatkan kemudian ditimbang dan diukur untuk mendapatkan data sebaran sampah di Pantai Wamlana.

“Kegiatan ini menjadi salah satu langkah dalam memperkenalkan kepada murid-murid SD dalam menjaga lingkungan serta menganalisis jenis, jumlah, dan berat sampah yang ditemukan,” ungkap Hasna Syaripatu selaku penanggung jawab kegiatan coastal clean up.

Sebelumnya, di tanggal yang sama, Ekspedisi Himiteka IX mengadakan Sosialisasi Penyu dan Sampah di SD Alhilaal Wamlana. Membuang sampah pada tempatnya dan melakukan aksi bersih pantai menjadi salah satu materi yang disampaikan pada sosialisasi tersebut dalam rangka menjaga kelestarian penyu belimbing, salah satu jenis penyu berkategori rentan (vulnerable) yang bertelur di Pantai Wamlana.

“Terima kasih kepada tim Ekspedisi Himiteka IX yang telah melaksanakan sosialisasi di SD Alhilaal Wamlana dan mengajak murid-murid untuk melakukan aksi bersih pantai,” ujar Hikmah, wali kelas 4 SD Alhilaal Wamlana. “Anak-anak jadi belajar tentang penyu, konservasi, dan sampah,” lanjutnya.

Murid-murid pun tampak antusias mengumpulkan sampah, khususnya sampah anorganik. Mulai dari plastik, kertas, karet, tekstil hingga logam. Tak lupa, usai mengumpulkan sampah, murid-murid diajak bermain games dan bernyanyi bersama.

Di pantai tersebut, plastik sekali pakai menjadi sampah yang paling banyak jumlahnya, menyusul plastik daur ulang dan kertas. Adapun sampah yang paling berat adalah plastik daur ulang disusul sampah plastik sekali pakai dan sampah logam. Diketahui sampah-sampah tersebut berasal dari aktivitas masyarakat. Selain itu, beberapa sampah juga berasal dari laut yang akhirnya terdampar di pantai.

Ekspedisi Himiteka IX dilaksanakan 21 September–18 Oktober 2024 di Pulau Buru dengan mengangkat tema ‘Penilaian Cepat Sebaran Penyu Belimbing dan Analisis Peluang Konservasi Berbasis Masyarakat Desa dalam Mendukung Penangkapan Ikan Terukur (PIT) di Pulau Buru’. Selain kegiatan coastal clean up dan sosialisasi, beberapa rangkaian Ekspedisi Himiteka IX lainnya termasuk pengambilan data habitat peneluran penyu belimbing, wawancara sosial dan ekonomi, serta pemasangan papan informasi. (*/Rz)