Mahasiswa IPB University Ciptakan Nilet, Pelet Ikan Nila Berbasis Limbah Sayuran Bernutrisi Tinggi

Mahasiswa IPB University Ciptakan Nilet, Pelet Ikan Nila Berbasis Limbah Sayuran Bernutrisi Tinggi

Mahasiswa IPB University Ciptakan Nilet, Pelet Ikan Nila Berbasis Limbah Sayuran Bernutrisi Tinggi
Student Insight

Sejumlah mahasiswa IPB University berhasil menciptakan Nilet, inovasi pelet ikan nila berbasis limbah sayuran. Nilet adalah produk pelet apung ikan nila yang berhasil mengubah limbah sayur kangkung, sayur pepaya, sayur singkong, serta gulma Lemna sp. Kandungan tinggi protein pada produk ini mampu mempercepat tumbuh kembang sehingga memperpendek masa panen ikan nila.

Nilet merupakan produk inovasi karya salah satu tim Program Kreativitas Mahasiswa bidang Kewirausahaan (PKM-K) IPB University yang diketuai oleh Irfan Manaf, dan beranggotakan Evita Maharani, Lintang Ashfa, Hanifah Adha, dan Fajar Maulady. Keberhasilan tim ini dalam membuat inovasi tak lepas bimbingan dari dosen pendamping, Ivonne Wulandari Budiharto SSi, MSi.

“Nilet terinspirasi dari banyaknya timbulan sampah dari sayuran yang tidak layak jual di pasaran yang dibuang dan ditumpuk di pinggir jalan sebelum diangkut ke tempat pembuangan sampah (TPS) sehingga menyebabkan kurangnya estetika dan bau yang menyengat saat berjalan di sekitar tumpukan sampah,” tutur Irfan, ketua tim.

Lebih jauh ia mengurai, Nilet digunakan untuk ikan nila berukuran 7-8 cm dengan ukuran pelet 2 mm. Produk ini memiliki desain yang simpel dan identik. Nilet memiliki keunggulan mempercepat masa panen ikan nila hingga 3,5 bulan, harga ekonomis, minim bahan kimia, dan menjaga ketahanan ikan terhadap penyakit. Nilet memiliki tiga varian kemasan yaitu 1 kg, 5 kg, dan 25 kg.

Ia menuturkan, latar belakang terciptanya Nilet didasari fakta bahwa di Indonesia saat ini sampah organik menjadi penyumbang terbesar timbunan sampah. Data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional pada 2022, sampah organik di Indonesia mencapai 68,43 persen. Sebanyak 39,62 persen di antaranya adalah sampah sisa makanan, termasuk sampah sayuran.

Beberapa sampah sayuran yang ada di pasar yaitu daun pepaya dan daun singkong. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2022, total produksi sayur Indonesia mencapai lebih dari 15 juta ton termasuk daun singkong, daun pepaya, dan produksi kangkung mencapai 329.616 ton per tahunnya.

Di samping itu, perikanan merupakan salah satu subsektor terpenting di Indonesia. Pada tahun 2022, subsektor perikanan diperkirakan menyumbang 2,80 persen (431 triliun rupiah) terhadap produk domestik bruto (PDB). Selain itu, subsektor ini juga berkontribusi terhadap terciptanya ketahanan pangan nasional.

Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan produk makanan laut bernilai tinggi yang berpotensi dikembangkan untuk mendukung ketahanan pangan nasional. Berdasarkan komposisi produksi pada triwulan I tahun 2022, ikan nila merupakan hasil laut budi daya yang paling banyak diproduksi yaitu sebesar 358.000 ton.

Oleh karena itu, Irfan menegaskan bahwa Nilet memberi solusi bagi lingkungan, para peternak nila, dan masyarakat konsumsi ikan nila. Informasi mengenai Nilet lebih lanjut dapat dilihat di akun official Instagram @nilet.inc. (*/Rz)