LRI i-MAR IPB University Berperan Aktif dalam Diplomasi Blue Economy Jalur Sutra Maritim
Lembaga Riset Internasional Kemaritiman, Kelautan dan Perikanan (LRI i-MAR) IPB University menguatkan kerangka blue-partnership dalam pengembangan Integrated Coastal Management (ICM) dan Marine Spatial Planning (MSP) dalam konteks Sustainable Blue Economy (SBE) di negara-negara yang menjadi bagian dari jalur sutra maritim (Maritime Silk Route/MRS).
Hal itu ditempuh melalui keterlibatan LRI i-MAR IPB University pada Maritime Silk Route Symposium on Enhancing Marine Spatial Planning Toward Blue Economy yang diselenggarakan oleh China Ocean Development Fund (CODF) pada (26/9) lalu di Beijing, Cina.
Dalam simposium ini, pembahasan difokuskan pada empat topik utama dalam bentuk sesi paralel, yaitu (1) Marine Spatial Planning; (2) Integrated Coastal Management; (3) Marine Eco-Environmental Protection; dan (4) Blue Economy Development.
Prof Luky Adrianto, Kepala i-MAR IPB University pada acara ini mendapat kehormatan untuk memimpin Sesi Paralel 2 yaitu Integrated Coastal Management (ICM) yang mengusung tema Improving Sustainability Development Capacity in the Maritime Silk Routes Countries. Dalam sesi tersebut, Prof Luky Adrianto bertindak sebagai chair dan memimpin dialog antar negara terkait dengan peran ICM dalam perencanaan ruang laut dan juga blue economy.
Dalam sesi tersebut, didiskusikan proses ICM dan MSP pada kawasan regional Asia Timur (Partnerships in Environmental Management for the Seas of East Asia/PEMSEA), Indonesia, Cina, Malaysia, Brunei Darussalam, Singapore, Tunisia, Kroasia, dan Mozambik.
“Ada tiga hal penting, pertama, ICM merupakan pendekatan terintegrasi, adaptif inklusif untuk menyelesaikan masalah yang kompleks di wilayah pesisir dan laut dan mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan di wilayah tersebut,” jelas Prof Luky yang juga peneliti senior di Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan (PKSPL) IPB University.
Kedua, ia melanjutkan, dalam ICM terdapat siklus perencanaan yang di dalamnya juga terdapat peran perencanaan ruang laut (MSP). Ketiga, dalam pelaksanaannya, proses MSP tetap menggunakan tiga prinsip utama ICM, yaitu pendekatan ekosistem, integratif, dan adaptif.
Dalam kesempatan tersebut Guru Besar Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan (MSP) IPB University ini juga menyampaikan gagasan untuk memperkuat jejaring pengetahuan di bidang ICM untuk negara-negara MRS melalui penguatan jejaring yang sudah ada seperti PEMSEA.
Dalam simposium ini turut hadir Direktur CODF, Mr Lv Bin yang membuka acara secara resmi. Beberapa sambutan datang antara lain dari Deputi Menteri Sumberdaya Alam (Ministry of Natural Resources) Cina, Perwakilan Kementerian Komersial (Ministry of Commerce) Cina, Wakil Ketua Komisi Lingkungan Kongres Rakyat Cina, Seabed Authority, IOC Africa Region, IOC West Pacific Region, dan Regional Fisheries Commission of Carribean. (LA/Rz)