Kunjungan Menko Pangan ke IPB University, Rektor: Investasi Perbenihan Harus Jadi Prioritas Nasional

Kunjungan Menko Pangan ke IPB University, Rektor: Investasi Perbenihan Harus Jadi Prioritas Nasional

Kunjungan Menko Pangan ke IPB University, Rektor: Investasi Perbenihan Harus Jadi Prioritas Nasional
Berita

IPB University menerima kunjungan Menteri Koordinator bidang Pangan (Menko Pangan), Zulkifli Hasan. Zulhas, sapaan akrabnya, serta rombongan diterima di Ruang Sidang Rektor, Kampus IPB Dramaga, Bogor (28/10).

Menko Pangan yang baru saja dilantik Presiden Prabowo itu juga turut mengunjungi fasilitas yang dimiliki IPB University diantaranya Smart Greenhouse di Leuwi Kopo dan Agribusiness and Technology Park (ATP) di Cikarawang, Dramaga, Bogor.

“Sebagai kunjungan kerja pertama, saya memilih IPB University karena memiliki teknologi dan bibit unggul. Kami hanya membutuhkan kolaborasi untuk mendapatkan dukungan penuh dari peneliti dan ahli, sehingga bisa mencapai swasembada pangan,” ungkap Menko Pangan saat mengunjungi ATP IPB University.

Zulhas mengungkapkan, meskipun Indonesia memiliki lahan yang luas, namun terdapat sejumlah hambatan. Di antaranya produktivitas yang rendah, kurangnya teknologi yang sesuai, dan minimnya kolaborasi antar instansi.

Untuk mencapai target swasembada dalam tiga tahun, ia menegaskan, kementerian tidak bisa bekerja sendiri. Penelitian dan riset, khususnya di sektor pertanian, dapat ditemukan di IPB University.

“Oleh karena itu, kita perlu menghimpun teknologi baru agar mampu meningkatkan produktivitas secara optimal,” ucap dia.

“Pangan lokal sangat penting sehingga kita usahakan agar angka impor bisa kita tekan dengan cara meningkatkan produktivitas, kerja sama dan pemberdayaan semua pihak,” tutupnya.

Sementara itu, dalam menjawab hambatan peningkatan produktivitas, Prof Arif Satria, Rektor IPB University menekankan pentingnya perbanyakan benih, sehingga investasi dalam bidang perbenihan nasional harus menjadi prioritas nasional.

“Varietas unggul apapun jika tidak ada usaha di bidang produksi benih, maka tidak akan bisa meningkatkan produksi,” tuturnya.

Prof Arif juga mengutarakan pentingnya pendampingan terhadap para petani. Menurutnya, secanggih apapun teknologi dan varietas yang dihasilkan, tanpa adanya pendampingan terhadap petani dalam upaya budi daya pertanian, akan berdampak pada produksi yang rendah.

“Setiap varietas mempunyai cara tersendiri dalam teknik budi daya, sehingga pendampingan petani di lapangan sudah menjadi keharusan. Oleh karena itu, IPB University mempunyai komitmen untuk melakukan pendampingan petani untuk meningkatkan produktivitas,” ungkap Rektor IPB University.

“Saya optimis target swasembada dapat tercapai dalam empat hingga lima tahun, jika para petani mendapatkan pendampingan dari perguruan tinggi serta adanya penekanan pada pengurangan food loss dan food waste,” ujar Prof Arif.

Di samping itu, ia menambahkan, IPB University akan terus berfokus pada pengembangan inovasi. Sementara pada tahap hilirisasi perlu dilakukan bersama.

“IPB University akan terus mendukung upaya pemerintah dalam mencapai swasembada pangan dengan mengerahkan seluruh inovasi yang ada,” tegasnya. (Lp)