IPB University Launching Empat Inovasi Berbasis AI

IPB University Launching Empat Inovasi Berbasis AI

IPB University Launching Empat Inovasi Berbasis AI
Berita

IPB University me-launching empat inovasi berbasis kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI). Acara dilaksanakan pada Senin, (30/9) di Ballroom IPB International Convention Center (IICC), Bogor.

Keempat inovasi tersebut yaitu 1) Indonesia National Single Window (INSW) dengan inovator Prof Yandra Arkeman, 2) IPBHalter dengan inovator Dr Sony Hartono Wijaya, RADAR-IPB 1.0 dengan inovator Prof Baba Barus, serta 4) Drone dan Sistem Televisual Bawah Air dengan inovator Prof Indra Jaya

Rektor IPB University, Prof Arif Satria ketika membuka acara menyampaikan bahwa saat ini kehadiran teknologi berbasis AI sudah tidak bisa ditawar. Untuk memperkuat keilmuan bidang ini, saat ini pun IPB University telah membuka program studi (prodi) baru, yakni Prodi Kecerdasan Buatan.

“Apabila kita concern pada dunia masa depan, maka penguatan AI sudah tidak bisa ditawar dan penguatan riset dengan teknologi AI merupakan bagian dari merespons masa depan,” katanya.

Terkait inovasi INSW, Prof Yandra Arkeman menyampaikan bahwa inovasi ini hadir untuk mengurangi lamanya proses pengurusan perizinan ekspor atau impor. Penerapan INSW merupakan teknologi blockchain yang disematkan ke dalam sistem informasi.

Di Kementerian Keuangan contohnya, teknologi blockchain ini berdampak pada peningkatan kecepatan tracking dan tracing untuk pengurusan izin dokumen ekspor impor, juga membantu proses pembuatan ijazah di Sekolah Tinggi Administrasi Negara.

“Teknologi blockchain bisa menunjang dan meningkatkan kecepatan waktu proses, biaya, kemudahan dan keamanan, serta membuat sistem lebih terpercaya transparan dan tertelusur,” paparnya.

Sementara itu, terkait inovasi IPBHalter, Dr Sony Hartono Wijaya menyampaikan, IPBHalter dirancang untuk memantau perilaku kuda secara realtime. Inovasi ini memanfaatkan internet of things (IoT) untuk komunikasi data dan teknologi AI untuk memodelkan status kesehatan kuda.

Menurut Dr Sony, IPBHalter diciptakan untuk menurunkan angka kematian kuda, khususnya akibat kolik-salah satu masalah kesehatan kida yang paling sering terjadi dan mematikan.

“IPBHalter juga dilengkapi fitur notifikasi sehingga dapat mendukung penanganan lebih cepat saat kondisi darurat,” tegasnya.

Mengenai Radar IPB 1.0, Prof Baba Barus selaku inovator menyampaikan bahwa inovasi ini merupakan model deteksi dini untuk mencegah kerusakan padi.

Inovasi terakhir yang diluncurkan, yakni Drone dan Sistem Televisual Bawah Air, merupakan piranti untuk menelusuri jejak penangkapan ikan. Prof Indra Jaya menyebut, alat ini dilengkapi perangkat lunak fisheries Elektronik Reporting yang cocok untuk perikanan skala kecil dan industri.

“Inovasi ini dirancang dan dikembangkan untuk mendukung seafood import monitoring dan traceability program,” sebutnya. (dh/Rz)