IAAS LC IPB University Adakan Workshop YACT, Ubah Sampah Plastik Jadi Kerajinan Bernilai Ekonomi

IAAS LC IPB University Adakan Workshop YACT, Ubah Sampah Plastik Jadi Kerajinan Bernilai Ekonomi

IAAS LC IPB University Adakan Workshop YACT, Ubah Sampah Plastik Jadi Kerajinan Bernilai Ekonomi
Uncategorized

Masalah sampah plastik semakin mendesak di era modern ini. Tingginya konsumsi produk plastik sekali pakai telah mengakibatkan pencemaran lingkungan yang serius. Peran masyarakat, terutama pemuda usia produktif sangat krusial dalam mengatasi masalah sampah plastik.

Menanggapi tersebut, International Association of Student in Agricultural and Related Science (IAAS) Local Committee (LC) IPB University mengadakan suatu program berupa seminar dan workshop bertajuk Youth Agricareture (YACT).

Tahun ini, YACT mengangkat tema ‘Eco-Craft: From Trash to Art for Greener Future’ yang bertujuan mengubah limbah menjadi karya seni melalui daur ulang, menciptakan kesadaran lingkungan, sekaligus menginspirasi kreativitas dalam pemanfaatan barang bekas.

Program YACT tahun ini bekerja sama dengan Pycle.in, kelompok wirausaha muda di bidang pengelolaan sampah dan Fadilah Nugroho, seorang mahasiswa IPB University yang juga aktivis lingkungan sebagai narasumber. Tidak hanya itu, YACT membuka kesempatan bagi mahasiswa di luar anggota IAAS LC IPB University untuk berpartisipasi sebagai sukarelawan yang ingin belajar sekaligus membagikan ilmunya mengenai permasalahan sampah plastik.

Perwakilan IAAS LC IPB University, Ghinaa Nasuha, menerangkan bahwa YACT memiliki dua subprogram, yaitu YACT Goes to School (YGTS) dan YACT Goes to Village Concept Program (YGTV). YGTS dilaksanakan di SMAN 1 Dramaga dan dihadiri oleh 40 siswa dari ekstrakurikuler Karya Ilmiah Remaja (KIR). YGTS dibuka dengan materi pengenalan berbagai macam sampah plastik yang dibawakan oleh narasumber dari Pycle.in. Materi tersebut selanjutnya dikembangkan dalam focus group discussion (FGD).

“Dalam kegiatan ini, peserta menyampaikan inovasi kreatif sebagai solusi masalah sampah plastik yang selanjutnya diberi masukan oleh narasumber. Rangkaian acara YGTS ditutup dengan implementasi salah satu ide pengelolaan sampah plastik yang dituangkan dalam kegiatan workshop, yaitu menciptakan tempat pensil serbaguna dari sampah kemasan,” jelasnya.

Adapun YGTV dilaksanakan di Desa Tapos I, Kabupaten Bogor, Jawa Barat dan dihadiri oleh 25 pemuda-pemudi dari karang taruna. Sama seperti YGTS, YGTV dibuka dengan penyampaian materi tentang permasalahan sampah plastik dan solusi untuk meningkatkan nilai ekonomi dari sampah plastik. Materi tersebut dibawakan oleh Fadilah Nugroho sebagai narasumber.

Kuis juga dilaksanakan untuk menguji pemahaman peserta tentang materi yang telah diberikan. Setelahnya, acara ditutup dengan kegiatan workshop pembuatan kerajinan dari plastik kemasan yang nantinya dapat dijadikan sebagai salah satu peluang usaha.

“Program YACT ini diharapkan dapat memberikan dampak positif dalam meningkatkan kesadaran masyarakat, terutama generasi muda, terhadap pentingnya pengelolaan sampah plastik,” tuturnya.

Selain itu, ia melanjutkan, program ini diharapkan mampu mendorong terciptanya inovasi-inovasi baru dalam pengelolaan sampah yang tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga bernilai ekonomi tinggi, sehingga menjadi solusi berkelanjutan dalam menghadapi masalah sampah plastik di masa depan. (*/Rz)