Dorong Revolusi Agrifood Berkelanjutan, IAAS LC IPB Kolaborasi dengan WFF Indonesia dan Kedubes Jerman
International Association of Student in Agricultural and Related Sciences (IAAS) Local Committee (LC) IPB University sukses mengadakan acara IAAS Conversation Club Goes to External (IGTE) yang bertempat di United Nations (UN) Resident Coordinator Office Menara Thamrin, Jakarta Pusat.
Acara ini merupakan kolaborasi antara IAAS LC IPB University dengan World Food Forum (WFF) Indonesia Chapter 2024 dan Kedutaan Besar (Kedubes) Jerman di Jakarta. Gelaran ini juga menjadi bagian dari perayaan Hari Pangan Sedunia 2024 yang diprakarsai oleh Food and Agriculture Organization (FAO).
Mengusung tema ‘Sustainable Agrifood System Revolution: Green Innovation for a Brighter Tomorrow’, acara ini diadakan secara hybrid untuk memastikan inklusivitas yang memungkinkan peserta dari berbagai negara dan latar belakang untuk bergabung. Lebih dari 100 peserta hadir baik secara online maupun offline.
IGTE terbagi menjadi dua sesi utama: penyampaian materi dan focus group discussion (FGD) dengan topik pertanian. Acara ini menghadirkan dua orang pembicara, yaitu Rajendra Aryal (perwakilan FAO untuk Indonesia dan Timor Leste) dan Dominik Schwab (advisor GIZ dari Kedubes Jerman).
Dalam presentasinya, Rajendra menjelaskan secara mendalam tentang konsep komprehensif dari sistem agrifood, yang mencakup produksi utama produk pangan maupun nonpangan. Ia juga menyoroti tantangan-tantangan mendesak dalam sektor agrifood, seperti perubahan iklim serta kondisi keamanan pangan dan gizi di Indonesia.
Selain itu, ia membahas proyek implementasi FAO di Indonesia yang bertujuan untuk memperkuat sistem agrifood, disertai dengan kisah sukses yang menginspirasi dari Cilacap, Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT), dan Papua.
“Indonesia, yang kaya akan keanekaragaman hayati, menghadapi dampak perubahan iklim yang signifikan yang mengancam ekosistem dan populasinya, “ tutur Dominik, perwakilan dari GIZ.
Ia mengatakan, dengan menekankan gender equity dan praktik pertanian inklusif, GIZ berupaya mendukung pembangunan berkelanjutan dan ketahanan iklim di sektor agrifood Indonesia, sambil meningkatkan pendapatan petani dan menciptakan sistem produksi yang berkelanjutan.
Setelah sesi materi, peserta yang hadir secara offline melanjutkan rangkaian acara dengan FGD. Dalam rangkaian tersebut, peserta berdiskusi dalam kelompok dan diberikan studi kasus mengenai masalah pertanian di Indonesia. Mereka bertukar pandang dengan peserta lain mengenai masalah keberlanjutan pangan-pertanian di Indonesia menggunakan bahasa Inggris. Dua kelompok terbaik melakukan presentasi yang selanjutnya diberikan komentar oleh narasumber. Rangkaian acara ditutup dengan sesi awarding peserta dan kelompok terbaik.
“IGTE 2024 sangat luar biasa, terutama karena kolaborasinya dengan WFF serta topik yang dibahas sangat menyenangkan. Kami belajar tentang keberlanjutan dan bagaimana pemuda dapat menciptakan pertanian yang lebih baik dan inovatif sehingga dunia kita, khususnya Indonesia, dapat menjadi tempat yang lebih baik untuk semua orang,” ucap Aditya, salah satu peserta IGTE X WFF 2024.
Peserta lainnya, Helfia, juga menambahkan, “IGTE merupakan sebuah momentum yang pas untuk mengenalkan isu yang sedang happening saat ini di kalangan gen Z dengan pendekatan yang seru dan narasumber yang luar biasa. Di IGTE juga terdapat FGD yang bisa meningkatkan critical thinking anak muda dalam isu pangan dan pertanian.”
IGTE X WFF 2024 ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran generasi muda tentang isu-isu pertanian saat ini, sekaligus memberi kesempatan untuk bertukar pandangan dengan berbagai pihak global guna menemukan solusi inovatif bagi tantangan pertanian. (*/Rz)