Alumni IPB University Ajak 842 Orang Ramaikan Gerakan #1MillionYouthsStop Bullying

Alumni IPB University Ajak 842 Orang Ramaikan Gerakan #1MillionYouthsStop Bullying

Alumni IPB University Ajak 842 Orang Ramaikan Gerakan #1MillionYouthsStopBulliying
Alumni

Pada awal tahun 2024, total kasus perundungan terhadap anak yang diterima oleh Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) adalah 141 kasus, dengan sekitar 35 persen kasus terjadi di lingkungan sekolah. Tingginya kasus perundungan di lingkungan sekolah menunjukkan bahwa perlu adanya penguatan nilai-nilai di lingkungan sekolah.

Hal inilah yang menjadi misi dari Rico Juni Artanto, alumnus IPB University dari Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis (SKHB) bersama Ruber Innovation Lab menginisiasi gerakan #1MillionYouthsStop Bullying. Sebuah gerakan yang dimulai sejak September 2023 ini telah berhasil memberikan manfaat kepada kepada lebih dari 470 sekolah dan 5.000 siswa siswi di Jabodetabek dan Jawa Barat.

Menurut Rico, sapaan akrabnya, kasus perundungan bukan hanya soal korban dan pelaku semata. Namun, juga melibatkan unsur lingkungan yang menjadi tempat kasus tersebut mencuat.

“Untuk mengatasi perundungan, yang perlu diperhatikan bukan hanya soal korban dan pelaku saja, tapi juga lingkungannya. Jadi, kalau kasusnya terjadi di sekolah, maka harus menguatkan ekosistem sekolah di antaranya kepala sekolah, guru, siswa, organisasi yang ada di dalam sekolah, dan orang tua siswa,” ungkap pria asal Tuban tersebut ketika mengisi sesi talkshow Membangun Ekosistem Sekolah yang Aman dan Kesehatan Mental yang Kuat dalam rangkaian acara Lipur Telah Tiba di Paragon Community Hub, Jakarta Selatan, pada Sabtu kemarin (5/10).

Acara yang juga dihadiri oleh Salman Subakat, CEO NSEI PT Paragon Corp dan Ali Mukodas, Kepala Bidang SMA Dinas Pendidikan DKI Jakarta ini telah berhasil mendatangkan 628 peserta secara luring dan 214 peserta secara daring melalui Zoom Meeting.

Menariknya, para peserta memiliki latar belakang yang berbeda-beda, mulai dari tenaga pendidik, orang tua, pelajar, bahkan mahasiswa. Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran untuk menegakkan gerakan anti perundungan di lingkungan sekolah menjadi cita-cita kolektif. Diharapkan gerakan ini dapat meminimalkan jumlah kasus bullying di lingkungan sekolah.

Selain sesi talkshow, acara ini juga ajak para peserta untuk menikmati film pendek berjudul Lara Bisu yang merupakan karya kolaborasi antara #1MillionYouthsStop Bullying dan Ruber Visual.

Bagi peserta yang hadir secara luring di Paragon Community Hub juga dapat merasakan pengalaman langsung berinteraksi dengan booth-booth yang tersedia. Di antaranya adalah bermain kartu Buddy Pekerti, bermain Wheel of Emotions, sesi Heart to Heart dengan psikolog kenamaan, menuliskan harapan di Wall of Hope, dan Skin Checking gratis.

Buddy Pekerti adalah board game besutan alumni IPB University, yakni Apriyani Supriatna, Risky Sherly Putri, dan Abdul Aziz, sebuah tools yang digunakan oleh #1MillionYouthsStop Bullying untuk memerangi kasus-kasus perundungan di lingkungan sekolah.

“Buddy Pekerti adalah permainan kolaboratif bagi ekosistem sekolah untuk membantu mencegah perundungan,” tambah Rico Juni Artanto.

“Saya senang sekali bisa bermain Buddy Pekerti karena saya bisa meluapkan isi hati,” ungkap Tiara, seorang siswi SMA yang berkesempatan merasakan pengalaman bermain kartu Buddy Pekerti.

“Main Buddy Pekerti seru banget. Saya makin bisa mengerti isi hati teman saya,” ungkap Niken yang menjadi teman bermain Tiara.

Acara ini bukan hanya sebuah momen semata, melainkan sebuah bukti nyata bahwa gerakan anti perundungan di Indonesia, terutama di lingkungan sekolah masih mendapatkan perhatian publik dan banyak mendapatkan dukungan dari berbagai pihak. Tentunya ini masih merupakan langkah kecil untuk memutuskan rantai perundungan di lingkungan sekolah.

Semangat aksi #1MillionYouthsStop Bullying juga mendapatkan dukungan dari PT Paragon Corp dan Indika Foundation. (*/Rz)