Workshop PHE ONWJ, Prof Hefni Effendi Paparkan Strategi Pengelolaan Lingkungan pada Pencapaian Optimal Proper

Workshop PHE ONWJ, Prof Hefni Effendi Paparkan Strategi Pengelolaan Lingkungan pada Pencapaian Optimal Proper

Workshop PHE ONWJ, Prof Hefni Effendi Paparkan Strategi Pengelolaan Lingkungan pada Pencapaian Optimal Proper
Berita

Guru Besar IPB University, Prof Hefni Effendi menghadiri workshop yang diadakan Pertamina Hulu Energi – Offshore Northwest Java (PHE ONWJ). Workshop tersebut dalam rangka persiapan untuk mendapatkan pencapaian optimum dari keikutsertaan PHE ONWJ dalam Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan (Proper). Adanya workshop ini untuk memperkaya pengetahuan para staf Health, Safety, Security, and Environment (HSSE) tentang komponen-komponen apa saja yang harus diperkuat.

Proper adalah salah satu bentuk apresiasi penghargaan yang dilakukan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) kepada korporasi tentang kinerja pengelolaan lingkungan yang dilakukan. Sementara itu, penghargaan kinerja lingkungan terhadap individu yang telah mengabdikan hidupnya disampaikan dalam bentuk Kalpataru. Penghargaan kinerja lingkungan terhadap kota diungkapkan dalam bentuk Adipura.

Prof Hefni yang juga Ketua Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan (MSP), Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) IPB University, menguraikan sejumlah upaya konkret yang dapat dilakukan dalam rangka meningkatkan poin dalam keikutsertaan pada Proper.

“Sebagai contoh, ketika kita menjaga keberlanjutan biodiversity, maka secara tak langsung juga akan menyehatkan manusia yang bergantung hidupnya (livelihood) pada biodiversity, dan juga berkonsekuensi pada kesehatan dan keberlanjutan ekonomi,” paparnya.

Menurut Prof Hefni, sebagai suatu korporasi yang berorientasi global dan berkomitmen turut menjaga kualitas lingkungan di sekitar Wilayah Kerja Pertambangan (WKP), maka tentu saja PHE ONWJ sangat berkepentingan untuk melakukan penjagaan lingkungan (environmental safeguard).

Meski demikian, ia menegaskan bahwa tujuan akhir (ultimate goal) dari pengelolaan lingkungan tidak semata untuk memenuhi kewajiban, tetapi jauh melebihi kepentingan tersebut, yakni lebih dari sekadar taat (beyond compliance).

“Oleh karena itu, PHE ONWJ mengaplikasikan sejumlah pengelolaan yang tidak hanya obligatory (wajib) di negeri ini, namun juga menerapkan instrumen pengelolaan lingkungan yang bersifat sukarela (voluntary). Keikutsertaan PHE ONWJ dalam Proper merepresentasikan kepedulian tersebut,” kata dia.

Pada workshop itu, Prof Hefni menerangkan beberapa langkah dalam pengelolaan lingkungan. Dalam konteks menjaga kelestarian habitat dan konservasi keanekaragaman hayati yang mencakup organisme makroskopis dan mikroskopis, langkah-langkah tersebut antara lain. 1) Melindungi dan memperluas kawasan lindung, 2) Praktik penggunaan lahan berkelanjutan, 3) Program konservasi satwa liar dan satwa invasif.

Selain itu, langkah pengelolaan lingkungan berikutnya adalah 4) Praktik penangkapan ikan yang berkelanjutan, 5) Peningkatan kesadaran masyarakat tentang konservasi, 6) Kolaborasi dengan pemerintah, LSM, dan kelompok masyarakat, 7) Insentif finansial bagi investor, dsb.

“Upaya pengelolaan keanekaragaman hayati dilakukan pada spektrum insitu dan eksitu dengan melibatkan beragam pemangku kepentingan seperti pelaku usaha, pemerintah, lembaga swadaya masyarakat (LSM), kelompok masyarakat, dan akademisi yang dikenal dengan pentahelix,” ujarnya. Prof Hefni juga menyoroti pemanfaatan aplikasi teknologi kekinian seperti IoT (Internet of Things) dalam pengelolaan lingkungan.

Baginya, PHE ONWJ sudah banyak melakukan terobosan dalam pengelolaan lingkungan, seperti program rehabilitasi mangrove di pantai utara Jawa dan transplantasi terumbu karang. Kedua program tersebut telah memperlihatkan hasil. Namun, success story tersebut belum dipublikasi dengan baik ke khalayak. Oleh karena itu, Prof Hefni menekankan upaya campaign dan edukasi perlu dimaksimalkan.

“Hal-hal sederhana dalam jangka pendek seperti pembuatan leaflet, videografi, buku saku ringkas, info ilmiah populer via media sosial tentang pengelolaan keanekaragaman hayati secara khusus dan pengelolaan lingkungan dalam arti luas yang sudah rutin dilakukan oleh PHE ONWJ bekerja sama dengan IPB University, perlu terus digalakkan,” sarannya. (*/Rz)