Tim Bima IPB University Bersama Poktan Kebon Kopi Mandiri Buat Pelatihan Budi Daya Maggot di Desa Cibanteng

Tim Bima IPB University Bersama Poktan Kebon Kopi Mandiri Buat Pelatihan Budi Daya Maggot di Desa Cibanteng

Tim Bima IPB University Bersama Poktan Kebon Kopi Mandiri Buat Pelatihan Budi Daya Maggot di Desa Cibanteng
Berita

Dr Meti Ekayani, dosen IPB University dari Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan (ESL) dan tim melaksanakan kegiatan pelatihan budi daya maggot dan praktik pembuatan fermentasi pakan maggot yang berlokasi di Desa Cibanteng, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, Jawa Barat (14/9).

Pelatihan ini merupakan bagian dari program Basis Informasi Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (BIMA) yang ditujukan kepada Kelompok Tani (Poktan) Kebon Kopi Mandiri. Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan para anggota poktan dapat mengetahui cara budi daya maggot serta membuat fermentasi pakan maggot dalam mencapai target 100 kg maggot per bulan.

“Budi daya maggot black soldier fly (BSF) yang dikembangkan ini merupakan bagian dari upaya berkesinambungan dalam mewujudkan desa rendah karbon dan circular economy. Diharapkan model kerja sama multipihak dengan peran serta aktif masyarakat seperti ini dapat diterapkan di desa-desa lainnya,” ungkap Prof Deffi, perwakilan tim BIMA IPB University.

Kegiatan dihadiri oleh Ketua Gapoktan Desa Cibanteng, Poktan Kebon Kopi Mandiri, Pesantren Darut Tafsir, Agrobio Fish, dan Direktorat Pengembangan Masyarakat Agromaritim IPB University. Pada kegiatan tersebut peserta sangat antusias mengikuti pelatihan.

Herlan, anggota tim BIMA perwakilan mahasiswa IPB University berharap, pengetahuan yang didapatkan dari pelatihan ini bisa dikembangkan di seluruh wilayah Desa Cibanteng untuk mendukung pengurangan sampah makanan sesuai tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) 12, yaitu memastikan pola konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab.

Dandi Rivaldi Sudradjat dan Muhammad Salman Rifqi, seorang ahli di bidang budi daya maggot BSF yang hadir sebagai narasumber menyampaikan, “Sampah seharusnya bisa selesai di lingkup masyarakat. Maggot BSF adalah salah satu keajaiban yang mampu menjawab masalah itu, bahkan mengolahnya menjadi produk nilai tambah.”

Hal itu, kata mereka, membuktikan bahwa budi daya maggot sangat mudah dilakukan oleh masyarakat dan ada keuntungan ekonomi jika dipasarkan. Penjelasannya tersebut membuat para warga menjadi lebih tahu keunggulan budi daya maggot ini. (Her/Rz)