Peserta Summer Course SPs IPB University Belajar Pertanian Tradisional di Kampoeng Wisata Cinangneng

Peserta Summer Course SPs IPB University Belajar Pertanian Tradisional di Kampoeng Wisata Cinangneng

Peserta Summer Course SPs IPB University Belajar Pertanian Tradisional di Kampoeng Wisata Cinangneng
Berita

Peserta The 16th International Summer Course Program on Tropical Agriculture and Environmental Management toward Regional Sustainability Sekolah Pascasarjana (SPs) IPB University mengunjungi Kampoeng Wisata Cinangneng di Desa Cihideung Udik, Ciampea, Bogor (9/9). Di tempat ini, peserta summer course dari berbagai negara ini datang untuk mempelajari pertanian tradisional sekaligus adat budaya Sunda.

Peserta program berasal dari berbagai universitas di antaranya Ibaraki University, The University of the Ryukyus, dan IPB University. Mereka datang tak hanya dari Indonesia, melainkan juga dari Jepang, Uganda, Afghanistan, dan Cina.

Dr Liyantono, Ketua Program Summer Course SPs IPB University menyampaikan bahwa topik Summer Course 2024 tentang pertanian dan lingkungan. Kampoeng Wisata Cinangneng dipilih karena mewakili miniatur pertanian di kawasan Parahyangan atau Pasundan. Para peserta dapat melihat praktik pertanian seperti padi sawah dan kolam ikan.

“Peserta dapat menggali pengetahuan tradisional dan kearifan lokal yang bisa menjadi ilmu pada saat kita mempelajari pertanian modern, seperti mekanisasi pertanian maupun smart agriculture. Selain itu, sejarah dapat kita gali tentang pengetahuan masyarakat secara tradisional dengan arif dan bijak,” ungkapnya.

Selain itu, Dr Liyantono menambahkan bahwa yang paling utama dari tempat ini adalah integrated farming yang dilewati oleh sungai sebagai sumber air, sumber kehidupan yang sangat penting untuk pertanian. Diharapkan peserta dapat melihat bagaimana traditional agricultural yang ada di Kampoeng Wisata Cinangneng.

“Tidak hanya praktik terkait pertanian seperti budi daya bercocok tanam, beternak, perikanan, tepati juga ada culture atau budaya yang menjadi kebiasaan orang Sunda seperti bermain angklung, gamelan yang bisa memberi wawasan pada peserta Summer Course 2024,” tambahnya.

Indria Sari Zahariah pemandu Kampoeng Wisata Cinangneng menjelaskan bahwa Hester Basoeki sebagai pendiri Kampoeng Wisata Cinangneng, merupakan salah satu tokoh yang dikenal melalui terobosan program Desa Berkelanjutan atau biasa disebut program Pulang Kampoeng. Kampoeng Wisata Cinangneng tidak hanya memberikan pengetahuan tentang budaya Jawa Barat tetapi juga merasakan gaya hidup dan tradisi masyarakat desa.

“Tujuan utamanya adalah untuk menginspirasi kekayaan dan keindahan budaya Jawa Barat/Sunda melalui nyanyian, tarian, dan permainan alat musik lokal dan juga agar generasi muda dapat mengenal cara hidup masyarakat desa,” jelasnya. (HBL/Rz)