Menuju Kampung Iklim di Desa Leuweung Kolot, PPK Ormawa HMIT IPB University Buat 61 Lubang Resapan Biopori
Himpunan Mahasiswa Ilmu Tanah (HMIT) IPB University melalui tim pelaksana Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) bersama warga Desa Leuweung Kolot telah membuat lebih dari 61 lubang resapan biopori yang tersebar di 22 RT. Program ini menjadi salah satu bagian dari proses mewujudkan Kampung Iklim di Desa Leuweung Kolot, Kecamatan Cibungbulang, Bogor, Jawa Barat.
Program pembuatan lubang resapan biopori ini berlangsung dari tanggal 27 Juli sampai 6 Agustus 2024 yang dihadiri oleh masing-masing ketua RT dan ketua RW Desa Leuweung Kolot. Tidak hanya praktik, mahasiswa IPB University juga memberikan sosialisasi cara penggunaan alat dan pembuatan lubang resapan biopori dengan benar.
Biopori merupakan lubang kecil atau rongga yang terbentuk akibat aktivitas organisme di dalam tanah. Adanya biopori ini kemudian dimanfaatkan dalam pembuatan lubang resapan biopori atas lubang silindris yang dibuat secara vertikal. Kedalaman lubang resapan berkisar 100 cm atau tidak melebihi kedalaman muka air dengan diameter 10 sampai 30 cm. Lubang kemudian diisi dengan sampah organik untuk mendorong terbentuknya biopori dengan tujuan meningkatkan porositas tanah dalam melalukan air.
Lubang resapan biopori ini juga dapat memanfaatkan sampah organik dalam terbentuknya aktivitas organisme di dalam tanah. Organisme yang memakan sampah organik akan membentuk lubang biopori yang mendukung dalam menyimpan cadangan air di tanah.
Desa Leuweung Kolot yang mengalami masalah dalam rendahnya ketersediaan air dapat memanfaatkan lubang resapan biopori ini agar lebih meningkat dari sebelumnya. Selain itu, masyarakat Desa Leuweung Kolot tidak perlu lagi membuang sampah rumah tangganya, khususnya sampah dapur ke sungai atau selokan, tetapi dapat dimasukkan ke dalam lubang resapan biopori tersebut.
Tidak hanya membuat 61 lubang resapan biopori, tim pelaksana PPK Ormawa HMIT IPB University juga menitipkan 5 bor biopori kepada perwakilan RW yang ada di Desa Leuweung Kolot dalam mendukung keberlanjutan program.
“Kami berharap dengan menitipkan alat ini bisa mendukung keberlanjutan program dan masyarakat bisa dengan mudah memanfaatkan alat tersebut untuk membuat lubang resapan biopori secara mandiri sesuai dengan prosedur yang tim kami sudah sosialisasikan,” tutur Syamil Azam, salah satu anggota penanggung jawab program biopori.
Salah satu tokoh masyarakat, Heru, ketua RW 06 mengungkapkan kebermanfaatan yang dirasakan dari program pembuatan lubang resapan biopori ini. “Alhamdulilah setelah ada pelubangan ternyata ada manfaatnya untuk masyarakat khususnya di RT 01 RW 06. Dari yang tadinya tidak ada air, sekarang sumurnya alhamdulilah mulai ada airnya karena tiga hari kemarin ada hujan juga. Sudah pasti setuju dengan keberlanjutan lubang resapan biopori ini karena awalnya pemahaman masyarakat terkait biopori kurang,” tuturnya.
”Untuk minggu-minggu ini kami akan bergerak dengan para ketua RT dalam pelubangan biopori ke rumah masyarakat. Pemahaman yang mahasiswa-mahasiswa IPB University berikan juga mudah dipahami karena langsung ke masyarakat,” tambahnya dengan antusias. (*/Rz)