Mahasiswa IPB University Eksplorasi Kebudayaan Kasepuhan Sinar Resmi dalam Menjaga Lingkungan Berkelanjutan

Mahasiswa IPB University Eksplorasi Kebudayaan Kasepuhan Sinar Resmi dalam Menjaga Lingkungan Berkelanjutan

Mahasiswa IPB University Eksplorasi Kebudayaan Kasepuhan Sinar Resmi dalam Menjaga Lingkungan Berkelanjutan
Student Insight

Mahasiswa IPB University berupaya menggali potensi Kasepuhan Sinar Resmi yang berada di Desa Adat Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Melalui program Exploration THE 10th Connection 2024, eksplorasi mereka bertujuan mengenal kekayaan alam maupun kebudayaan masyarakat adat dalam upaya adaptasi terhadap ancaman serta memelihara budaya dan lingkungan yang berkelanjutan.

Kasepuhan Sinar Resmi merupakan salah satu Kesatuan Adat Banten Kidul yang berlokasi di sekitar Taman Nasional Gunung Halimun Salak. Imelda Rahayu, salah satu anggota tim menceritakan perjalanan dan aktivitas eksplorasi mereka di sana.

“Kami menempuh jarak 113 km dari Kampus IPB Dramaga, Bogor dengan waktu tempuh selama 4 jam 30 menit. Awal kedatangan kami disambut baik oleh Pupuh Kasepuhan Sinar Resmi yakni Abah Asep Nugraha di rumah adat yang biasa disebut dengan Imah Gede,” ujarnya.

Tibanya di Kasepuhan Sinar Resmi, ia melanjutkan, Tim Eksplorasi diperkenalkan dengan kebudayaan ikat kepala untuk laki-laki dan sinjang untuk perempuan, serta diajarkan cara menggunakannya.

Imelda mengungkap, Kasepuhan Sinar Resmi memiliki cara tersendiri untuk menciptakan lingkungan yang berkelanjutan, salah satunya melalui leuit atau tempat untuk penyimpanan hasil panen padi yang bertujuan untuk menjaga ketahanan pangan. Proses pembuatan padi menjadi beras atau bahkan nasi masih dilakukan secara tradisional dengan mempertahankan nilai-nilai kebudayaan yang ada.

“Kegiatan ‘Menutu Beras’ menggunakan lesung dan alu biasa dilakukan masyarakat ketika stok beras mereka sudah habis. Selama proses menutu, irama tumbukan yang dihasilkan alu dan lesung menjadi harmoni yang unik,” tuturnya.

Selain itu, potensi alam menjadi keberkahan bagi masyarakat Kasepuhan Sinar Resmi. Mayoritas masyarakat bermata pencarian sebagai tani nira yang diproses menjadi gula merah. Aktivitas tersebut mereka lakukan di hutan dengan naik ke atas pohon yang tingginya kurang lebih tiga meter untuk meletakkan lodong sebagai wadah air nira.

Selanjutnya, mahasiswa IPB University juga berkunjung ke rumah petani nira untuk melihat sekaligus belajar cara pembuatan gula semut yang menjadi salah satu produk unggulan dari masyarakat Kasepuhan Sinar Resmi.

Momen puncak dari perjalanan Tim Eksplorasi adalah kegiatan aksi masyarakat dengan tema ‘Aksi Cilik: Pintar Mengelola Sampah dan Siaga Bencana’ yang bertujuan untuk memberikan edukasi tentang pengolahan sampah dan antisipasi bencana alam, terutama tanah longsor.

Aksi ini diawali dengan penyampaian materi tentang pengolahan sampah dan antisipasi bencana alam banjir dan longsor dengan media pembelajaran berupa Pop Up Book yang berisi gambaran visual tentang materi yang dibawakan.

“Kami juga mengajak siswa-siswi SDN Sirnaresmi melakukan praktik pembuatan gantungan kunci dari ecobrick yang bertujuan untuk edukasi mengurangi sampah plastik serta melakukan reboisasi sebagai bentuk mitigasi tanah longsor,” ungkap Imelda.

Baginya, perjalanan singkat dari Tim Eksplorasi memberikan pembelajaran dan kesan berharga. Kentalnya kebudayaan dan tradisi di Kasepuhan Sinar Resmi mencerminkan Resilience of Traditional Villages through Culture in Environmental Preservation, seperti tradisi menanam padi yang hanya dilakukan setahun sekali juga merupakan tradisi yang dapat mewujudkan ketahanan sekaligus pelestarian lingkungan. (*/Rz)