LKST IPB University Adakan Pembekalan Sistem Keuangan, Pengadaan Barang dan Jasa, Audit Internal dan HR Portal
Lembaga Kawasan Sains dan Teknologi (LKST) IPB University menggelar acara Pembekalan Sistem Keuangan, Pengadaan Barang dan Jasa, Audit Internal serta Pelaporan Keuangan Sistem HR Portal. Kegiatan ini bertempat di IPB International Convention Center (IICC), Bogor, (29/8) dan dihadiri oleh para inovator IPB University penerima program Dana Padanan Kedaireka.
Dalam sambutannya, Prof Erika B Laconi, Kepala LKST IPB University memberikan apresiasi atas kegigihan dan perjuangan para inovator untuk mengikuti program Dana Padanan tahun 2024. Ia mengatakan bahwa workshop ini penting bagi para penerima program Dana Padanan, terutama perihal sistem keuangan.
“Tahun ini, ada 36 proposal dengan jumlah dana sebesar 62 miliar yang dikelola LKST dari inovator IPB University yang lolos program Dana Padanan dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) dan Direktorat Pendidikan Vokasi (Ditjen Diksi) – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek),” tutur Prof Erika.
Selain itu, ia menyampaikan dalam program Dana Pandanan, keberadaan mitra menjadi penting. Sebab, antara inovator dan mitra harus equals satu banding satu. Karena itu, LKST menjadi jembatan intermediasi antara inovator dan mitra, sehingga terwujud proses invensi menuju inovasi.
Dean Apriana Ramadhan, SKom, MKom, Asisten Bidang Transformasi Digital Lembaga Manajemen Informasi dan Transformasi Digital (LMITD) IPB University memaparkan indikator-indikator best practices. Best practices yang pertama yaitu sumber dana, setiap dana ada aturannya masing-masing ada yang memakai pajak ada juga yang tidak memakai pajak.
“Ketika Bapak dan Ibu punya hibah, maka perencanaan pengeluaran adalah kewajiban yang pertama harus dilakukan. Spending perlu perencanaan, buatlah timeline pembelanjaan dan pertanggungjawaban,” kata Dean.
Ia juga menambahkan bahwa peserta wajib melakukan rekonsiliasi keuangan dan administrasi secara berkala. Dean mengatakan, seminimal-minimalnya adalah 3 bulan sekali, bahkan rekonsiliasi per bulan sangat ia sarankan.
Lanjut Dean, “Hibah adalah kerja tim. Wajib memiliki dua tim yang berbeda, yakni tim keuangan dan tim administrasi yang dedicated. Sering ditemukan ada peneliti yang ‘give up’ karena beban administrasi hibah.”
“Hibah itu ada kontraknya dan ada key performance indicators (KPI)-nya. Maka dari itu don’t run away. Keep asking and always learning, gunakan apps untuk mempermudah kehidupan kita,” tutupnya. (Ns/Rz)