Guru Besar IPB University Integrasikan Wahana Observasi dan AI untuk Blue Ocean dan Peningkatan Blue Food

Guru Besar IPB University Integrasikan Wahana Observasi dan AI untuk Blue Ocean dan Peningkatan Blue Food

Guru Besar IPB University Integrasikan Wahana Observasi dan AI untuk Blue Ocean dan Peningkatan Blue Food
Berita / Riset

Degradasi lingkungan di wilayah pesisir dan laut kepulauan Indonesia telah menjadi isu kesehatan lingkungan laut (blue ocean) yang semakin meningkat dan memprihatinkan, khususnya di pulau-pulau yang berpenduduk padat. Daerah-daerah ini sangat rentan terhadap dampak kerusakan lingkungan yang membahayakan kehidupan laut, mengganggu ekosistem, dan berdampak negatif terhadap sosial-budaya, perekonomian lokal yang bergantung pada pariwisata dan perikanan.

Untuk mengatasi masalah yang semakin meningkat ini memerlukan cara-cara inovatif dan terukur untuk memantau, mengelola, dan memulihkan kerusakan yang terjadi.

Selain masalah lingkungan, masalah utama lain yang dihadapi Indonesia adalah kecukupan pangan bagi sekitar 275 juta lebih, guna menghindari kehilangan generasi emas akibat stunting dan rendahnya tingkat kecerdasan rata-rata. Peningkatan produksi pangan merupakan keniscayaan bagi negeri yang berpenduduk besar dan terus meningkat ini. Oleh karena itu, perlu upaya sungguh-sungguh untuk meningkatkan ketersediaan pangan dengan intervensi teknologi.

Seperti yang dilakukan oleh Guru Besar Ilmu dan Teknologi Kelautan IPB University, Prof Indra Jaya dan tim dengan mengembangkan Drone dan Sistem Televisual Bawah Air. Teknologi tersebut merupakan integrasi pemanfaatan wahana observasi bawah air dan Artificial Intelligence (AI) yang mendorong efisiensi dan efektivitas keseluruhan rangkaian bisnis proses dari sistem produksi pangan.

“Penelitian dan inovasi kami berfokus pada pengembangan dan implementasi wahana observasi bawah air dan pemanfaatan teknologi AI untuk menjadi solusi inovatif bagi dua persoalan utama yang kita hadapi saat ini dan akan datang,” tutur ketua tim inovasi, Prof Indra Jaya saat acara Launching Inovasi IPB Bidang Kecerdasan Buatan (AI), Senin (30/9) di IPB International Convention Center (IICC), Bogor.

Melalui pengembangan wahana drone permukaan air, autonomous surface vehicle (ASV), dapat diamati dan dikumpulkan datasets gambaran kondisi ekosistem perairan. Prof Indra Jaya menuturkan, dengan bantuan teknologi AI, datasets yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis untuk mendapatkan informasi kuantitatif tingkat kesehatan lingkungan bawah air yang diamati.

“Berdasarkan tingkat kesehatan inilah kemudian dapat dirancang dan diimplementasikan program mitigasi kerusakan dan program prioritas rehabilitasi yang dapat dilakukan,” paparnya.

Wahana lain yang telah dikembangkan sebagai komplementer drone permukaan air adalah drone bawah air, autonomous underwater vehicle (AUV). Hasil observasi atau datasets yang dikumpulkan oleh AUV dapat dianalisis untuk memeriksa atau menginspeksi infrastruktur bawah air, seperti kondisi jaring pada karamba jaring apung (KJA), apakah perlu segera dibersihkan dari teritip atau tidak.

“Aplikasi AUV dan AI dapat dimanfaatkan antara lain untuk identifikasi, klasifikasi, kelimpahan, indeks keragaman biota, dan kondisi habitat dasar laut,” terang Prof Indra.

Sementara, sistem Televisual Bawah Air dan AI yang dikembangkan untuk pemantauan jangka panjang dapat digunakan untuk memantau perkembangan budi daya biota air (ikan, udang) dari waktu ke waktu. Dengan demikian, teknologi ini dapat memprediksi tingkat pertumbuhannya serta kapan waktu yang optimal untuk dipanen.

“Integrasi wahana-wahana observasi serta pengembangan dan penerapan AI ini kami yakini dapat menjadi salah satu bagian dari solusi inovatif untuk menjadikan lingkungan laut yang sehat (blue ocean) dan menaikkan produksi pangan dari laut (blue food),” pungkasnya. (*/Rz)