FPIK IPB University Selenggarakan 11th EAFTA Symposium 2024

FPIK IPB University Selenggarakan 11th EAFTA Symposium 2024

FPIK IPB University Selenggarakan 11th EAFTA Symposium 2024
Berita

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) IPB University bekerja sama dengan Inter-University Center for Excellence in Food Security dan Himpunan Mahasiswa Teknologi Hasil Perairan (Himasilkan) menyelenggarakan 11th International Symposium of the East Asia Fisheries and Technologist Association (EAFTA) 2024.

Acara ini berfungsi sebagai platform untuk diskusi dan perencanaan strategis, yang bertujuan untuk mendorong inovasi dan keunggulan di bidang FPIK IPB University. Kegiatan ini berlangsung selama tiga hari (3-5/9) di IPB International Convention Center (IICC), Bogor.

Dalam acara tersebut, Rektor IPB University, Prof Arif Satria mengatakan bahwa Indonesia, dengan sumber daya maritim yang luas dan keanekaragaman hayati yang kaya, berada di garis depan dalam upaya global untuk meningkatkan pengelolaan produk perairan yang berkelanjutan. IPB University, sebagai institusi terdepan di bidang pertanian, perikanan, dan kelautan ilmu pengetahuan, sangat berkomitmen untuk memajukan penelitian dan inovasi di sektor ini.

Menurutnya, upaya IPB University dalam mengembangkan teknologi agromaritim selaras dengan visi Indonesia menjadi lumbung pangan dunia pada tahun 2045. Konsep ini mewakili kerangka strategis yang mengintegrasikan sumber daya pertanian dan kelautan Indonesia yang luas untuk meningkatkan daya saing nasional di panggung global.

“Saat kita berkumpul di sini hari ini, marilah kita menyadari tantangan yang ada di depan. Akselerasi kemajuan teknologi harus diimbangi dengan kemampuan kita beradaptasi dan menerapkannya inovasi ini secara efektif,” ucapnya.

Selanjutnya, Prof Arif mengungkapkan bahwa IPB University berkomitmen untuk memimpin upaya ini, bukan sekadar untuk Indonesia tapi untuk seluruh dunia. Simposium ini mempertemukan beberapa pemikir paling cemerlang di bidangnya, dan ia yakin bahwa diskusi dan kolaborasi pada hari ini akan menghasilkan kemajuan yang berarti.

Prof Fredinan Yulianda, Dekan FPIK IPB University menyampaikan bahwa simposium ini menawarkan platform luar biasa bagi seluruh peserta yang hadir untuk berbagi penelitian mutakhir dalam teknologi perikanan dan ilmu kelautan, meningkatkan pengetahuan kolektif, dan mendorong kolaborasi antar para ahli dari seluruh dunia.

“Kami senang memiliki 75 peserta dari Jepang, Tiongkok, Thailand, Kanada, Vietnam, Malaysia, dan Indonesia, yang semuanya telah menjalani proses peninjauan abstrak yang ketat,” tuturnya.

Prof Fredinan mengatakan, nanti masing-masing peserta akan mempunyai kesempatan untuk mempresentasikan penelitian untuk bertukar pengetahuan pada hari pertama simposium. Selain presentasi penelitian individu, terdapat Forum Khusus EAFTA tentang K-Value pada hari kedua simposium.

“Forum ini akan memberikan eksplorasi mendalam tentang subjek ini, menawarkan wawasan berharga dan mendorong diskusi yang dinamis. Dengan senang hati saya informasikan bahwa pada hari terakhir, kami menyelenggarakan tamasya keliling Kota Bogor,” ujarnya.

Merespon hal tersebut, Mohamad Rahmat Mulianda, SPi, MMar selaku Direktur Kelautan dan Perikanan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN), Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) mengatakan, sektor kelautan dan perikanan adalah sektor yang besar dan paling potensial untuk dieksplorasi. Sekitar 89 persen dari sektor perairan dan perikanan digunakan manusia untuk konsumsi.

“Terlebih konsumsi produk-produk perairan dapat membantu meningkatnya gizi dan nutrisi yang dibutuhkan manusia dengan harga yang lebih terjangkau dibanding dengan produk-produk diet menyehatkan yang beredar saat ini,” kata dia. (Ns/Rz)