University Technology of Sydney Dukung PKSPL IPB University dan BRIN
Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan (PKSPL) IPB University terus mengembangkan sayap kerja sama Internasional dengan menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Pusat Riset (PR) Ekonomi Industri, Jasa dan Perdagangan, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Penandatanganan dilakukan di di Gedung Bundar BRIN, Jakarta.
MoU ini merupakan tindak lanjut dari kerja sama yang sudah disepakati oleh University Technology of Sydney (UTS) dengan Lembaga Riset Internasional Kemaritiman, Kelautan dan Perikanan (LRI i-MAR) IPB University. Kerja sama ini akan berdurasi tiga tahun dengan skema riset insentif dan pendidikan sebagai salah satu tujuannya.
Kepala PKSPL IPB University, Prof Yonvitner mengatakan bahwa dukungan hibah dari UTS untuk kerja sama BRIN dan PKSPL menjadi momentum penting kerja sama kawasan tropis dan selatan.
Senada dengan itu, Dr Ummi Muawanah dari BRIN menyatakan, “Kemitraan ini selain penguatan sains juga pendidikan, dan bukan sebuah kerja sama konsultasi, sehingga outcome bisa dinikmati oleh insan akademis dalam penguatan sains dan knowledge bidang sosial ekonomi di pesisir dan lautan.”
“Kerja sama dengan PKSPL dan LRI i-MAR IPB University menjadi momentum kolaborasi dengan perguruan tinggi Indonesia dan internasional, sehingga komitmen BRIN memperkuat jaringan dengan mitra perguruan tinggi menjadi kekuatan riset dan inovasi nasional,” imbuhnya.
Selanjutnya, Nicholas Mclean dari Departement International Studies and Global Society UTS menyampaikan terima kasih atas kerja sama BRIN dan PKSPL IPB University. “Menjadi sebuah kehormatan bisa menjadi mitra riset global dan berkelas internasional antara Indonesia dan Australia,” sebutnya.
Hadir juga dalam proses penandatanganan kerja sama tersebut Prof Budi Wiryawan, Dr Dedy Adhuri, Prof Luky Adrianto, dan Bambang Yudho R.
“Dengan kerja sama ini diharapkan ada fellow yang terlibat untuk master atau doktor. Dengan skema ini, maka kemitraan kampus, lembaga riset juga akan berkembang, sehingga LRI i-MAR harus jeli melihat potensi kerja sama yang bisa memberikan manfaat banyak (multi-impact),” tutur Prof Luky Adrianto, Kepala LRI i-MAR IPB University. (*/Rz)