SiTampan: Metode Tanam Mangrove untuk Lahan Ekstrem, Sinergi Dosen IPB University dan Pokmaswas Reng Paseser

SiTampan: Metode Tanam Mangrove untuk Lahan Ekstrem, Sinergi Dosen IPB University dan Pokmaswas Reng Paseser

IPB University dan Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas) Reng Paseser melakukan uji coba metode baru untuk penanaman mangrove bernama ‘SiTampan’.
Berita

IPB University dan Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas) Reng Paseser melakukan uji coba metode baru untuk penanaman mangrove bernama ‘SiTampan’. Kegiatan ini merupakan rangkaian dari program Dosen Pulang Kampung (Dospulkam) IPB University tahun 2024.

Kegiatan yang diketuai oleh Dr Fery Kurniawan, dosen IPB University di Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan (MSP) dilaksanakan di Pantai Kundang Wetan, Desa Tanjung, Kecamatan Saronggi, Kabupaten Sumenep, Madura.

“Sebanyak 560 bibit Rhizopora stylosa ditanam dengan metode SiTampan ini. SiTampan adalah kepanjangan dari sistem tanam pancang berumpun. Metode ini merupakan penggabungan dari metode tanam mangrove pancang dan metode rumpun,” jelas Dr Fery.

Kegiatan penanaman dilaksanakan sore hari oleh seluruh anggota Pokmaswas serta masyarakat yang sukarela membantu dan belajar bersama. Kepala Desa Tanjung, Guru SDN 1 Tanjung, dan tokoh masyarakat turut hadir dalam kegiatan ini.

Dr Fery Kurniawan menyampaikan bahwa metode ini masih dalam uji coba. Ia berharap metode ini dapat memerangkap sedimen atau pasir dan nutrien lebih banyak dibandingkan metode lain.

“SiTampan nantinya dapat dijadikan sebagai alat penghalang ombak (APO) alami karena sistem tanamnya yang bergerombol dan rapat sehingga memiliki kekuatan untuk menahan gelombang dan arus pantai. SiTampan juga diharapkan dapat berhasil dan diaplikasikan pada pantai-pantai dengan kondisi yang ekstrem,” paparnya.

Dr Fery menjabarkan, SiTampan lahir dari diskusi dan kolaborasi dari IPB University dan Pokmaswas Reng Paseser. Metode ini dikembangkan karena melihat kondisi wilayah penanaman mangrove yang memiliki gelombang datang dan balik yang kuat akibat adanya tangkis laut dan unsur hara yang sedikit karena substrat didominasi oleh patahan karang berlumpur.

“Diharapkan dengan SiTampan, banyak sedimen yang terperangkap sehingga unsur hara untuk nutrisi mangrove lebih banyak. Nutrisi banyak dapat mempercepat pertumbuhan bibit mangrove,” ungkap peneliti senior di Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan (PKSPL) IPB University.

Sekretaris Pokmaswas Reng Paseser, Fatlillah atau sering dipanggil Fadel, menjelaskan bahwa siTampan ini merupakan metode kelima yang dikembangkan dan diujicobakan di Kundang Wetan.

“Melihat kondisi mangrove dari metode-metode sebelumnya, sistem dengan bergerombol lebih hidup dibandingkan dengan metode konvensional yang tanamnya satu-satu,” tambahnya yang juga.

Masyarakat sangat antusias saat melakukan penanaman menggunakan SiTampan karena ini juga pengalaman pertama. Apalagi di sekitar area penanaman banyak bambu sisa dari rakit rumput laut yang juga menjadi penyebab rusaknya mangrove yang ditanam, selain sampah. Masyarakat berharap SiTampan menjadi alat perangkap dan penahan gelombang.

Selain uji coba SiTampan, program Dospulkam di Desa Tanjung juga meliputi peluncuran teh mangrove, serta pelatihan dan monitoring mangrove yang sudah ditanam. (*/Rz)