Siswa SDIT NU Walisongo Belajar Kelola Sampah Terpadu bersama Mahasiswa KKNT Inovasi IPB University

Siswa SDIT NU Walisongo Belajar Kelola Sampah Terpadu bersama Mahasiswa KKNT Inovasi IPB University

Siswa SDIT NU Walisongo Belajar Kelola Sampah Terpadu bersama Mahasiswa KKNT Inovasi IPB University
Student Insight

Dalam rangka mengenalkan konsep pengelolaan sampah kepada generasi muda, Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R) Greget Lumintu menggandeng mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT) Inovasi IPB University di Desa Wado untuk berpartisipasi dalam kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) SDIT NU Walisongo.

Kegiatan ini dirancang agar para siswa dapat memahami lingkungan sekitar Desa Wado, khususnya Yayasan Bank Sampah Greget Lumintu, melalui metode interaktif dan menyenangkan.

TPS3R Greget Lumintu di Desa Wado, Kecamatan Kedungtuban, Kabupaten Blora, Jawa Tengah telah menjadi fasilitas pengolahan sampah terpadu yang bertujuan untuk mengurangi volume sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Desa Wado dan Desa Pulo.

Lebih dari sekadar pengelolaan sampah, TPS3R ini diharapkan menjadi model percontohan bagi desa-desa lain dalam upaya pengelolaan sampah yang efektif dan berkelanjutan.

“Sebagai bagian dari MPLS, kami mengenalkan lingkungan sekitar kepada anak-anak, termasuk Yayasan Bank Sampah Greget Lumintu di Desa Wado, agar mereka lebih memahami apa yang ada di sekitar sekolah,” ujar Uswa, salah satu guru SDIT NU Walisongo.

Raihan Putra Nabil, salah satu mahasiswa KKNT Inovasi Desa Wado, menjelaskan bahwa Yayasan Bank Sampah Greget Lumintu bersama mahasiswa IPB University menyusun konsep agar siswa-siswi SDIT NU Walisongo dapat belajar tentang jenis-jenis sampah organik dan anorganik, serta mempraktikkan pemilahan sampah secara langsung.

“Kegiatan ini juga mengajarkan konsep 3R serta cara mengolah sampah menjadi karya yang memiliki nilai tambah,” tambahnya.

M Nurudin Khoiril Huda, pengelola TPS3R, menekankan pentingnya membuat kegiatan yang sederhana namun seru untuk para siswa. “Kita diskusikan saja konsep acaranya. Buat yang simpel karena audiensnya murid-murid SD. Kita bisa membuatnya seperti games atau kegiatan seru lainnya,” ujarnya.

Raihan menambahkan bahwa rangkaian kegiatan disusun dengan cara yang ringan dan menyenangkan agar siswa lebih mudah memahami dan mempraktikkan langsung. Siswa SD IT NU Walisongo dibagi menjadi enam kelompok bermain, dengan aturan yang telah disiapkan untuk menyusuri setiap pos yang telah ditentukan, salah satunya adalah kegiatan daur ulang sampah.

Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan para siswa tidak hanya mendapatkan pengalaman yang menyenangkan, tetapi juga pengetahuan praktis tentang pentingnya pengelolaan sampah untuk masa depan yang lebih baik. (*/Lp)