SBRC IPB University Gelar International Conference on Biomass and Bioenergy 2024, Bahas Sumber Energi Biomassa

SBRC IPB University Gelar International Conference on Biomass and Bioenergy 2024, Bahas Sumber Energi Biomassa

SBRC IPB University Gelar International Conference on Biomass and Bioenergy 2024, Bahas Sumber Energi Biomassa
Berita

Pusat Penelitian Surfaktan dan Bioenergi atau Surfactant and Bioenergy Research Center (SBRC) IPB University berkolaborasi dengan International Society of Biomass and Bioenergy (ISBB) kembali menggelar International Conference on Biomass and Bioenergy (ICBB) ke-9 secara hybrid (5-6/8) di Bogor. Kegiatan ini didukung dan disponsori oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).

Konferensi bertema ‘AI Innovation and Global Collaboration for Bioenergy in the Decarbonization Era’ ini diselenggarakan dalam rangka mempromosikan ‘Sawit Baik’ kepada internasional. Kegiatan ini juga sebagai wujud diseminasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang biomassa dan bioenergi untuk mendukung dekarbonisasi.

Dr Meika Syahbana Rusli, Kepala SBRC IPB University, menjelaskan bahwa salah satu sumber energi baru dan terbarukan (EBT) yang sangat potensial di Indonesia berasal dari biomassa. Biomassa memiliki banyak potensi dalam sistem energi, seperti pembangkit listrik, energi panas maupun bahan bakar (biofuel) untuk kendaraan.

“Bioenergi berbasis biomassa menjadi salah satu solusi terhadap permasalahan ketahanan energi, transisi energi dari energi fosil ke energi yang lebih ramah lingkungan dan pemenuhan target penurunan emisi gas rumah kaca (GRK),” jelasnya.

Ia memaparkan, Indonesia memiliki potensi biomassa yang sangat besar dari hasil perkebunan, pertanian, hasil hutan, biomassa selulosa dan lain-lain. Menurutnya, pasokan biomassa untuk bioenergi yang berkelanjutan ini sangat penting untuk dekarbonisasi sistem energi global.

Implementasi biomassa sebagai sumber energi dalam negeri dapat dicapai dengan memastikan sumber daya energi tidak hanya menjadi komoditas ekspor, tetapi juga sebagai modal pembangunan nasional. Perubahan paradigma ini, sebut Prof Meika, membawa konsekuensi perlunya sudut pandang yang berbeda dalam melihat sumber energi yang ada termasuk biomassa.

Di sisi lain, Prof Meika menuturkan, implementasi bauran EBT juga masih mengalami berbagai persoalan, sehingga perlu dilakukan upaya-upaya dalam pengembangannya. Selain itu, dalam rangka mitigasi perubahan iklim, biomassa dan bioenergi juga memiliki peran penting dalam mendekarbonisasi lanskap energi global.

Kegiatan yang juga disupport oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Blockchain, Robotics and Artificial Intelligence Network (BRAIN) IPB University, Ikatan Ahli Bioenergi Indonesia (IKABI), Asosiasi Biogas Indonesia (ABgI), Hiroshima University dan Villanova University ini dihadiri oleh peserta dari 8 negara yaitu Indonesia, Jepang, Malaysia, Filipina, Amerika Serikat, Turki, Nigeria dan Australia.

Hadir pada sesi pembukaan yaitu Prof Ernan Rustiadi (Wakil Rektor IPB University bidang Riset, Inovasi dan Pengembangan Agromaritim), Arfie Thahar (BPDPKS), dan Andriah Feby Misna, ST, MT, MSc (Direktur Aneka EBT, Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan, Kementerian ESDM). Melalui kegiatan ICBB ini diharapkan dapat memprakarsai kolaborasi dari berbagai stakeholder untuk mendukung dekarbonisasi sistem energi global. (*/Rz)