Pakar IPB University Analisis Dampak Akselerasi Belanja Pemerintah terhadap Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2024

Pakar IPB University Analisis Dampak Akselerasi Belanja Pemerintah terhadap Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2024

Pakar IPB University Analisis Dampak Akselerasi Belanja Pemerintah terhadap Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2024
Riset

Guru Besar IPB University, Prof Bambang Juanda, menganalisis dampak akselerasi belanja terhadap pertumbuhan ekonomi. Ia mengungkapkan temuan penting mengenai pengaruh waktu belanja modal terhadap perekonomian. Hal tersebut ia sampaikan dalam Brown Bag Seminar Edisi Kedua Tahun 2024 yang diadakan oleh Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) RI, belum lama ini.

Dosen IPB University dari Departemen Ilmu Ekonomi itu menjelaskan bahwa belanja modal pemerintah seringkali menumpuk di akhir tahun, khususnya pada kuartal empat. Hal ini menyebabkan dampak terhadap pertumbuhan ekonomi kurang optimal. “Belanja modal diakselerasi dan disebar lebih merata sepanjang tahun, bukan hanya di akhir tahun. Dengan cara ini, dampak positifnya terhadap pertumbuhan ekonomi bisa lebih besar,” usulnya.

Dalam kajiannya, Prof Bambang menyoroti bahwa meskipun ada perbaikan dalam penjadwalan belanja modal pada tahun-tahun terakhir, hasil penelitian menunjukkan bahwa distribusi belanja modal masih sering kali terkonsentrasi di kuartal terakhir. Ia menyarankan penggunaan data yang lebih terperinci untuk menganalisis tren belanja dari tahun 2015 hingga 2022 agar terlihat perbaikan atau masalah yang ada dalam pola belanja modal.

Menurut Prof Bambang, penampilan data belanja modal dari minimum, maksimum, hingga rata-rata saja belum cukup menggambarkan dinamika akselerasi belanja.
“Kita perlu menampilkan pergerakan data dalam model yang bisa menggambarkan bagaimana percepatan belanja dapat memengaruhi pertumbuhan ekonomi secara lebih jelas,” ia menegaskan.

Selain itu, Prof Bambang juga mencatat bahwa kajian harus memperhatikan korelasi antara belanja pemerintah pusat dan daerah. “Belanja daerah, yang sering kali merupakan transfer dari pusat, bisa memengaruhi efektivitas belanja modal secara keseluruhan. Oleh karena itu, perlu kehati-hatian dalam menganalisis dan menjelaskan alokasi dana transfer pusat ke daerah,” tambah dia.

Prof Bambang juga membahas masalah multikolinearitas dalam model-model ekonomi yang digunakan, yang dapat memengaruhi interpretasi hasil penelitian. Ia menyarankan untuk menggunakan metode seperti principal component regression atau perbedaan untuk mengatasi masalah ini.

Dalam penelitian mendatang, Prof Bambang mengharapkan adanya penjelasan lebih rinci mengenai dampak belanja pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi. Karena itu, menekankan pentingnya mengklarifikasi hubungan antara variabel belanja dan pertumbuhan ekonomi dalam model yang digunakan, serta memperhatikan lag atau keterlambatan efek belanja terhadap perekonomian.

Secara keseluruhan, Prof Bambang Juanda menekankan perlunya perbaikan dalam metode analisis belanja modal untuk memastikan bahwa akselerasi belanja dapat memaksimalkan dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi. (MW/Rz)