Mahasiswa KKNT Inovasi IPB University Kenalkan Metode Pemanfaatan Sampah Organik Menggunakan Bata Terawang

Mahasiswa KKNT Inovasi IPB University Kenalkan Metode Pemanfaatan Sampah Organik Menggunakan Bata Terawang

Mahasiswa KKNT Inovasi IPB University Kenalkan Metode Pemanfaatan Sampah Organik Menggunakan Bata Terawang
Student Insight

Salah satu kelompok mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT) Inovasi IPB University menginisiasi program Cihideung Udik Peduli Sampah (CI-PEDAS) di RT 03, RW 012, Desa Cihideung Udik, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Program ini diusung guna memanfaatkan kembali sampah rumah tangga dan mengurangi proporsi serta penumpukan sampah organik.

Menurut Azila Gibran, mahasiswa IPB University dari Fakultas Pertanian yang bertugas sebagai ketua kelompok KKNT Inovasi, CI-PEDAS bertujuan untuk mengolah limbah organik rumah tangga dan mengubahnya menjadi pupuk kompos menggunakan metode bata terawang agar dapat dimanfaatkan kembali.

“Metode bata terawang menggunakan batu bata berbentuk bak berukuran 1 meter kubik dengan rongga kecil untuk jalur oksigen bagi mikroorganisme. Bata ini dilengkapi pintu panen kompos di bagian bawah dan penutup tripleks di bagian atas untuk melindungi dari sinar matahari langsung dan air hujan,” ungkap Azila.

Lanjutnya, sampah organik dari limbah rumah tangga di Desa Cihideung Udik dikumpulkan lalu dimasukkan ke dalam bata terawang. Sampah tersebut kemudian disiram dengan air yang telah dicampur cairan EM4 yang mengandung bakteri dekomposer dan berfungsi sebagai pengurai bahan organik secara alami.

Menurut Azila, program ini menjadi inovasi di lingkungan masyarakat terkait bagaimana pengelolaan sampah organik rumah tangga menjadi pupuk kompos yang lantas dapat dimanfaatkan kembali oleh masyarakat desa.

“Saat kami melakukan survei ternyata masyarakat tertarik dengan program CI-PEDAS. Kami juga memutuskan untuk mengenalkan proses pengolahan sampah organik menggunakan metode bata terawang kepada masyarakat. Sasarannya adalah pemanfaatan sampah menjadi pupuk kompos dan mengurangi penumpukan sampah basah,” jelas Azila.

Ia berharap dengan adanya ide bata terawang ini hasil pupuk kompos bisa berkelanjutan. “Jika panen pupuk kompos dari bata terawang bisa produktif terus berlanjut, hasil pupuknya bisa digunakan oleh kelompok masyarakat berprofesi petani dan bisa juga dijual ke toko-toko pertanian,” tandas Azila.

Cecep selaku ketua RT 03 RW 012 Desa Cihideung Udik turut memberikan tanggapannya mengenai program bata terawang ini. Menurunya, rancangan terkait bata terawang ini sangat bermanfaat bagi masyarakatnya.

“Bata terawang ini insyaAllah akan sangat membantu kami dalam pengelolaan sampah basah yang mana hasil manfaatnya akan kembali lagi kepada kami. Terima kasih mahasiswa IPB University yang telah membawa ide bata terawang ini ke desa kami, khususnya di RT 03 RW 012. Semoga ke depannya bata terawang bisa dibangun di wilayah RT lainnya,” tuturnya. (*/Lp/Rz)