Mahasiswa IPB University Edukasi Pencegahan Stunting di KUA, Penyuluh Pernikahan: Kami Sangat Terbantu
Stunting merupakan masalah gizi yang perlu perhatian lebih, karena prevalensinya yang masih tinggi dan kaitannya yang erat dengan pembangunan. Tak hanya bagi ibu hamil, ibu menyusui dan ibu balita, sasaran edukasi terkait stunting perlu diperluas, salah satunya calon pengantin.
Oleh karena itu, tim Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT) Inovasi IPB University di Desa Kendayakan, Tegal, Jawa Tengah bekerja sama dengan Kantor Urusan Agama (KUA) Warureja untuk memberikan edukasi gizi kepada calon pengantin dan penyuluh pernikahan.
Menurut Aurellia Farrelyn Putri, perwakilan mahasiswa IPB University, edukasi gizi kepada para calon pengantin ini penting agar persiapan dalam menghadapi kehamilan bisa optimal.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), rata-rata usia kawin pertama pemuda di Indonesia adalah 21,23 tahun pada 2023. Adapun, Survei Kesehatan Indonesia (SKI) mencatatkan bahwa pengetahuan yang benar tentang anak stunting pada rentang umur 20-24 tahun hanya sebesar 69,8 persen.
“Hal ini merupakan pukulan yang menohok bagi Indonesia. Calon orang tua yang akan mengandung dan memberikan asuhan pada generasi penerus bangsa tidak mengetahui dasar-dasar informasi mengenai masalah gizi dan pola asuh,” ungkapnya.
Penyuluh pengantin dan calon pengantin sangat antusias mengikuti kegiatan edukasi gizi. Mereka diberikan kesempatan untuk mengetahui status gizinya masing-masing melalui indeks massa tubuh (IMT).
“Saya baru mendapatkan materi edukasi gizi ini, banyak ilmu-ilmu baru yang menarik. Salah satunya adalah keadaan anemia yang bisa meningkatkan risiko kematian ibu karena perdarahan saat persalinan dan hubungannya dengan stunting,” ujar Iqotul, salah satu calon pengantin.
Tak hanya bagi calon pengantin, mahasiswa KKNT Inovasi juga memberikan edukasi kepada penyuluh pernikahan di KUA Warureja melalui media leaflet dan buku. Hal ini diharapkan agar program edukasi gizi ini dapat diteruskan oleh penyuluh pernikahan.
“Materi yang diberikan adalah seputar status gizi pra hamil, asupan gizi pra-hamil, 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), dan upaya cegah stunting. Dengan adanya kegiatan ini diharapkan calon pengantin dapat meningkatkan pemahamannya dalam persiapan kehamilan dan masalah gizi,” tandas Aurellia. (*/Rz)