Guru Besar IPB University Arahkan Perencanaan Pembangunan Bangka Belitung Berbasis Blue Economy
Dalam rangka mendukung kebijakan perencanaan pembangunan berkelanjutan, Program Studi (Prodi) Pascasarjana Ekonomi Kelautan Tropika IPB University melakukan langkah signifikan melalui kerja sama dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kepulauan Bangka Belitung (Babel) melalui Badan Perencanaan Pembangunan dan Penelitian Pengembangan Daerah (Bappeda). Acara ini dibuka secara resmi oleh Kepala Bappeda Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Kerja sama ini ditandai dengan pemberian simbolis berupa Hak Cipta Sea Farming Kepiting Bakau Remangok, yang merupakan bagian dari riset dan inovasi bernilai Rp 1,4 miliar, melalui skema pendanaan Kedaireka/Dana Padanan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek). Hal ini mencerminkan komitmen yang kuat terhadap pengembangan ekonomi wilayah kepulauan berbasis blue economy.
Dalam acara tersebut, Guru Besar IPB University, Prof Tridoyo Kusumastanto mempresentasikan terkait blue ekonomi. Presentasi ini bertujuan untuk menggali potensi ekonomi kelautan yang berkelanjutan dan bagaimana hal ini dapat diintegrasikan ke dalam perencanaan pembangunan daerah.
“Blue economy mengintegrasikan pembangunan darat dan laut serta memperhitungkan daya dukung sumber daya dan lingkungan sehingga aktivitas ekonomi menggunakan perhitungan complete assessment, terintegrasi dan inward maupun outward looking guna mencapai kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan,” urainya.
Peserta acara yang berjumlah 50 orang terdiri dari berbagai instansi terkait seperti Bappeda, Dinas Komunikasi dan Informasi, Badan Pusat Statistik, dan Dinas Kelautan dan Perikanan. Hal ini menunjukkan kepedulian dan dukungan luas terhadap inisiatif ini.
Kehadiran berbagai instansi ini menandakan kolaborasi yang kuat antara sektor pemerintah provinsi dan akademisi dalam merancang solusi inovatif yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta menjaga kelestarian lingkungan.
Beberapa kegiatan yang telah dilaksanakan adalah budi daya kepiting bakau. Di saat yang sama, juga dilakukan pelatihan pengolahan kepiting bakau yang berlokasi di Kota Pangkal Pinang. Selain itu, terdapat pelatihan pembibitan kepiting bakau yang berlokasi di Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perikanan Budidaya Instalasi Budidaya Ikan Air Payau (IBIAP) Guntung Bangka Tengah.
Tim IPB University sendiri terdiri dari Dr Irzal Effendi, Dr Sugeng Hari Wisudo, Dr Wini Trilaksani, Dr Kastana Sapanli, Dr Fery Kurniawan, Auzi Asfarian, SSi, MKom.
Dengan adanya kerja sama ini, diharapkan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dapat lebih maju dalam pemanfaatan potensi ekonomi kelautan yang ada, serta memperkuat pondasi pembangunan yang berkelanjutan dan inklusif.
Dr Kastana Sapanli, sekretaris program ini menekankan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk mengoptimalkan rantai pasok kepiting bakau mulai dari pembenihan, penangkapan, pembesaran, pengolahan, hingga pemasaran. “Akhirnya, produk-produk olahan akan dapat diakses dengan mudah secara elektronik baik di Bangka Belitung maupun ke luar Bangka Belitung,” tambahnya.
Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman dan keterampilan peserta dalam memanfaatkan kepiting bakau secara optimal serta mendukung implementasi sistem marikultur cerdas yang berkelanjutan di wilayah tersebut. Dengan demikian, potensi kepiting bakau di Bangka Belitung dapat dikelola secara optimal dan memberikan dampak ekonomi yang signifikan bagi masyarakat.
Program Dana Padanan ini berlangsung hingga akhir 2024, dan tim dari IPB University akan mengawal masyarakat dalam menghasilkan produk olahan yang berkualitas dan bernilai jual tinggi. (*/Rz)